Baku, Gatra.com - Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan Minggu, tidak ada alasan bagi Rusia untuk campur tangan dalam konflik di Nagorno-Karabakh karena Baku tidak mengancam wilayah Armenia.
Dikutip AFP, Minggu (1/11), pertempuran telah berkecamuk di Nagorno-Karabakh - wilayah etnis Armenia di Azerbaijan - selama lebih dari sebulan. Pada hari Sabtu Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan meminta Moskow untuk "konsultasi mendesak" tentang bagaimana Rusia dapat membantu di bawah perjanjian pertahanan.
Saat menjamu Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu di Baku, Aliyev mengatakan permintaan Pashinyan adalah "pengakuan kekalahan" dan bahwa perjanjian itu tidak berlaku karena Karabakh diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan.
"Azerbaijan sedang melakukan operasi militer di wilayahnya dan tidak memiliki rencana militer untuk wilayah Armenia," katanya seperti dikutip kantor Aliyev.
Ratusan orang telah tewas sejak pertempuran baru yang meletus pada 27 September di Karabakh, yang melepaskan diri dari kendali Azerbaijan selama perang pada 1990-an.
Upaya internasional untuk mengamankan gencatan senjata berulang kali masih gagal.
Aliyev mengatakan negaranya akan menyetujui gencatan senjata hanya jika separatis Armenia berhenti berusaha merebut kembali wilayah yang baru-baru ini direbut kembali oleh pasukan Azerbaijan.
“Ini adalah alasan utama untuk terus berjuang,” katanya.
Cavusoglu menegaskan kembali dukungan Ankara untuk Azerbaijan dan mengatakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengatakan kepadanya bahwa "tidak dapat diterima" meninggalkan Azerbaijan tanpa bantuan.
“Pertempuran berlanjut semalam dan Minggu pagi,” kata pihak yang bertikai.
Pimpinan separatis Karabakh menuduh Azerbaijan menyerang permukiman sipil termasuk kota strategis Shusha.
"Di pagi hari pasukan musuh memperbarui operasi ofensif," kata tentara Karabakh.
Kementerian pertahanan Azerbaijan menuduh pasukan Armenia menargetkan pemukiman sipil dan militernya pada Sabtu dan malam.
Lebih dari 1.200 orang dari kedua belah pihak dilaporkan tewas dalam pertempuran itu, namun jumlah korban tewas diyakini jauh lebih banyak.