Home Politik Mendapat Motivasi UAS, Masyumi Reborn Deklarasi Tanggal Ini

Mendapat Motivasi UAS, Masyumi Reborn Deklarasi Tanggal Ini

Pekanbaru, Gatra.com- Usai melakukan serangkaian rapat, Partai Masyumi Reborn Provinsi Riau kemungkinan bakal di deklrasikan setelah tanggal 7 November 2020.

Inisiator Masyumi Reborn Provinsi Riau, Wan Abu Bakar, mengungkapkan alasan dilakukannya deklarasi setelah tanggal tersebut, lantaran mengikuti proses deklarasi Masyumi Reborn secara nasional.

"Kalau tidak ada halangan Insyallah Masyumi bakal dideklarasikan di Jakarta pada 7 November, mungkin nanti akan diikuti deklarasi di Provinsi Riau seterusnya sampai level kabupaten," ucapnya.

Disinggung mengenai peran Ustad Abdul Somad (UAS) dalam rapat pendirian Masyumi Reborn Provinsi Riau, Wan menyebut ulama kawakan tersebut berperan selaku motivator.

"Nah,kalau Ustad Somad dia memberikan motivasi bahwa sudah waktunya, kita menyatukan suara umat Islam ini. Supaya umat Islam jadi penentu dalam negara ini," urainya.

Sementara itu, Pengamat komunikasi politik Universitas Muhammadiyah Riau, Aidil Haris, mengatakan kebangkitan Masyumi mesti disertai program aksi yang jelas jika ingin menarik perhatian publik. Ia menilai kata reborn yang diusung Masyumi harus diikuti peta jalan yang menjanjikan.

Menurut Aidil, bila partai tersebut jadi terbentuk maka Masyumi langsung dihadapkan dengan persaingan melawan partai Islam. Disisi lain, Masyumi juga harus mencermati mengecilnya populasi pemilih Masyumi.

"Kalau nanti mereka (Masyumi) terbentuk, sudah pastik akan dihadapkan dengan partai Islam yang sudah eksis, disisi lain mereka mesti menyikapi realita peralihan generasi pemilih. Sehingga  standing position partai harus benar-benar jelas," terangnya Minggu (1/11).

Aidil mengingatkan,alih-alih mengusung kata reborn dan ideologi Islam sebagai pertanda kebangkitan partai. Masyumi mesti punya kerja politik yang jelas tentang kemasan Islam yang coba ditawarkan ke publik.

"Jika pada tahun 1955 Masyumi bisa dikatakan leluasa membangun narasi Islam. Maka kerja politik tahun 1955 itu tidak bisa dijadikan acuan. Sebab narasi soal Islam kini juga disuarakan partai Islam lainya. Sehingga Masyumi perlu memikirkan kemasan Islam seperti apa yang dikomunikasikan," katanya.

1027