Temanggung, Gatra.com- Indonesia darurat sampah plastik ! Kalimat ini kerap muncul dalam berbagai forum disuksi atau menghiasai halaman media dalam beberapa tahun terakhir. Sebenarnya tak hanya Indonesia, namun persoalan sampah plastik sudah menjadi isu internasional.
Sampah plastik selalu menjadi masalah utama dalam pencemaran lingkungan, sebab bisa membutuhkan waktu ratusan tahun untuk dapat terurai secara alami. Bisa dibayangkan, jika bumi yang kita pijaki ini penuh dengan lautan sampah. Belum lagi dampak bagi kesehatan yang tentu akan bermuara pada persoalan sosial di masyarakat dunia.
Berpijak dari persoalan global itulah maka Pemerintah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah membuat konsep penanganan sampah dan sejak setahun terakhir menggalakkan gerakan bebas sampah plastik. Dimulai dari instansi pemerintahan pula dalam setiap rapat tidak diperkenankan memakai wadah plastik untuk tempat makan dan tidak ada gelas serta botol air dari plastik. Semua diganti bisa memanfaatkan besek bambu atau daun pisang, yang lebih ramah lingkungan.
Bupati Temanggung Muhammad Al Khadziq mengatakan, program 'Temanggung Bebas Sampah Plastik' serius digarap dengan menempatkan kader sampai pelosok desa, hingga tingkat Rukun Tetangga (RT). Program tersebut disinergikan dengan program Sabuk Gunung atau penghijuan di kawasan Gunung Sumbing, Sindoro, dan Prau, sebagai kawasan 'recharge area' untuk menghidupkan kembali ratusan mata air yang telah mati.
Harapannya jika persoalan sampah bisa tertangani maka program penghijauan juga dijalankan. Keseriusan itu juga ditunjukkan dengan telah dibentukanya Dewan Persampahan. Ditengah-tengah dijalankannya program ini, Pemkab Temanggung kata Khadziq, mendapat sokongan dari PT Pertamina (Persero) yang tengah meluncurkan program 'Peduli Lingkungan Bersama MyPertamina', dan gayung pun bersambut.
Jadilah kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Temanggung dan PT Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region IV Wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Yakni, melalui program menukarkan sampah botol plastik dengan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax. Bupati Khadziq pun tambah bersemangat dan merasa terhormat, karena program yang diluncurkan pada Kamis (8/10/2020) di SPBU Manding ini adalah untuk pertama kalinya di Indonesia.
"Peluncuran program penukaran sampah plastik dengan bensin adalah yang pertama kali di Indonesia, alhamdulillah, Pertamina meluncurkan pertama kali di Temangggung. Kalau bank sampah ditukar dengan simpanan atau barang kebutuhan, tapi kalau dengan bensin ya baru kali ini. Ini adalah ide luar biasa bisa disinergikan dengan program Pemkab Temanggung, saya sangat menghargai karena akan ada efek domino sangat tinggi,"ujarnya.
Dikatakan, efek domino dari program tukar sampah plastik dengan BMM Pertamax ini selain secara ekonomi akan ada efek secara psikologi. Terutama bagi gerakan penyadaran publik tentang pentingnya pengelolaan sampah dan pemanfaatan persampahan, termasuk juga soal ekonomi persampahan.
"Hal yang sedang kita bangun di Temanggung disambut oleh Pertamina dengan meluncurkan program yang sangat cerdas ini. Saya yakin program akan disambut baik oleh masyarakat, sehingga tidak sekadar menukarkan sampah plastik dengan bensin, tapi dengan sendirinya akan mengambil sampah di lingkungannya. Dengan demikian lingkungan menjadi bersih dan lestari,"katanya.
Menurut Khadziq, di tahun 2020 Pemkab Temanggung memang sedang menggerakkan program Temanggung Bebas Sampah, dengan program pengelolaan sampah secara holistik, terpadu di semua tingkatan sejak dari rumah tangga, RT, RW, desa, Kecamatan, sampai Kabupaten. Pada tingkat RT ada 2-3 orang fasilitator persampahan yang mengkoordinir sampah di lingkungannya masing-masing.
Fasilitator ini bertugas memasuki setiap rumah-rumah warga untuk memberikan sosialisasi serta edukasi tentang sampah sekaligus mengajak penduduk atau setidap individu masuk ke dalam manajemen persampahan. Manajemen persampahan sangat penting, sebab setiap orang hidup pasti akan memproduksi sampah sehingga jika tidak ditangani per rumah tangga, per pribadi maka persoalan sampah mustahil bisa diselesaikan.
Supaya berhasil, maka gerakan persampahan kata Khadziq harus bersamaan, contohnya seperti sinergi antara Pemkab Temanggung dengan PT Pertamina. Jika program ini berhasil dan dapat diadopsi seluruh daerah di Indonesia bahkan dunia, maka bukan mustahil persoalan sampah di muka bumi dapat diatasi. Meminjam istilah ringan sama dijinjing berat sama dipikul, maka secara global seharusnya seluruh umat manusia di dunia turut aktif dalam menangani sampah sebab semua saling berkaitan.
"Gerakan penanganan sampah harus secara serentak bersamaan, sebab kalau hanya sebagian daerah yang dikerjakan maka sampah dari daerah lain akan masuk lagi ke daerah yang sudah dibersihkan dan akan menjadi kotor lagi. Apalagi di Kabupaten Temanggung daerah pegunungan sampah dari daerah lebih tinggi pasti akan terbawa oleh air hujan ke daerah lebih rendah. Gerakan serentak ini kita beri semboyan 'Temanggung Bergerak Tak Bisa Dikalahkan',"katanya.
Ia berharap program penanganan sampah di Temanggung yang didukung oleh Pertamina ini nantinya akan diikuti oleh kabupaten-kabupaten lain di Jawa Tengah, di luar provinsi di seluruh Indonesia. Dikatakan, apabila persoalan sampah ini tidak segera diatasi maka kelak bisa menjadi faktor pemicu konflik sosial di masyarakat, baik antar desa, antar kecamatan, maupun antar kabupaten.
Di Temanggung gerakan penanganan sampah selain dikelola oleh tim juga sedang dikembangkan dengan sektor ekonomi persampahan. Semua sampah yang dikumpulkan dari tingkat rumah tangga, desa, kecamatan, semua sudah harus terbagi menjadi sampah daur ulang, sampah organik, dan sampah residu. Ketiga jenis sampah ini nantinya akan dikelola semua oleh Fasilitator Persampahan di setiap tingkatan.
Sampah daur ulang akan dijual lagi untuk menghasilkan uang, sampah organik akan diolah menjadi pupuk kompos sehingga bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah juga. Adapun untuk sampah residu karena sudah tidak bisa dimanfaatkan baru akan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah.
"Di sinilah letak cerdasnya Pertamina menyambut baik salah satu output dari program 'Temanggung Bebas Sampah', yaitu sampah daur ulangnya, khususnya sampah plastik. Terimakasih sekali, karena dari gerakan sampah di seluruh wilayah Kabupaten Temanggung kita punya salah satu muaranya, adalah ke pom bensin-pom bensin Pertamina sampah-sampah botol plastik bisa kita tukar dengan bensin yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Maka ini akan menjadi motivasi bagi aparat sampah di seluruh tingkatan untuk bekerja lebih giat lagi karena jelas ada konter yang mau menerima sampah,"terangnya.
Bupati pun memerintahkan kepada Fasilitator Persampahan, Dewan Persampahan dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Temanggung agar bisa mendukung program Pertamina. Karena semua output gerakan persampahan ini bisa disinergikan dengan Pertamina, khususnya untuk botol-botol plastiknya sebab bisa menjadi nilai tambah ekonomi bagi masyarakat di seluruh wilayah Kabupaten Temanggung.
Sales Area Manager PT Pertamina (Persero) Semarang, Hari Prasetyo Tri Wicaksono menuturkan, program 'Pertamina Peduli Lingkungan' yang disinergikan dengan Pemkab Temaggung ini adalah menukarkan sampah plastik berupa botol menjadi saldo MyPertamina. Setelah terkumpul sesuai ketentuan selanjutnya saldo tersebut bisa untuk membeli bensin Pertamax. Sebanyak 15 Botol ukuran 1.500 mili liter (mm) atau 25 botol minuman plastik ukuran 600 ml senilai dengan uang nontunai Rp500 dalam bentuk saldo MyPertamina.
Pada tahap awal, dari 17 SPBU di Kabupaten Temanggung, sementara baru 8 SPBU yang bisa dijadikan lokasi penukaran sampah plastik bagi masyarakat. Yakni, SPBU 4456204 Kowangan, SPBU 4456205 Parakan, SPBU 4456206 Bengkal, SPBU 4456208 Bulu, SPBU 4456209 Candiroto, SPBU 4456212 Nguwet, SPBU 4456213 Manding, dan SPBU 4456214 Ngadirejo.
"Ini adalah yang pertama di Indonesia untuk pemberdayaan sampah plastik, kalau daerah lain dulu ada tapi sampah kertas. Nah, sekarang berkat kerjasama dengan Pemda Temanggung, kita berkomunikasi dan mereka punya program yang cukup baik. Pertamina melihat bisa diangkat untuk masyarakat, terutama di masa pandemi Covid-19 untuk menggerakkan roda perekonomian,"katanya.
Pihak Pertamina optimis program ini bisa berjalan karena Pemkab Temanggung telah membentuk Dewan Persampahan yang khusus menangani persoalan sampah dari hulu hingga ke hilir dan terorganisir baik. Hal ini sejalan dengan program Pertamina tahun 2020 yakni 'BBM Sehat', di mana salah satu poinnya adalah peduli lingkungan.
Hari menjelaskan, kenapa Pertamax, karena keterkaitan program itu bisa sekaligus sejalan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/3/2017. Permen ini mengatur spesifikasi bensin harus memiliki 'research octane number' (RON) 91. Maka sesuai aturan tersebut juga sesuai kesepakatan dunia tentang lingkungan, di mana semua negara harus menjaga ambang batas emisi karbon dan polusi udara, dalam hal ini yang dapat dipakai adalah BBM jenis Pertamax.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Entargo Yutri Wardono mengatakan, pihaknya sangat terbantu dengan adanya program penukaran sampah botol plastik dengan bensin dari PT Pertamina ini. Hal itu sejalan dengan program Temanggung bebas sampah, sehingga saling mendukung dan akan ada percepatan pencapaian pengurangan sampah plastik.
Diakui Entargo jika potensi sampah plastik di Kabupaten Temanggung sangat tinggi sehingga perlu percepatan penanganan agar bisa mengurangi timbunan sampah plastik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Kondisi TPA Sanggrahan Kranggan saat ini sudah terisi lebih dari 90 persen dan umur TPA akan berakhir di tahun 2021. Langkah yang ditempuh selain memperluas TPA adalah dengan pengelolaan sampah sejak dari rumah tangga.
Lokasi TPA Sanggrahan Kranggan dengan luasan zona 1,2,3 mencapai 2,3 hektare dan memiliki daya tampung 1.447.400 meter kubik. Adapun volume sampah mencapai 220 meter kubik per hari, sehingga umur TPA habis di tahun 2021. Maka akan diadakan perluasan di sekitar TPA pada lahan seluas 1,5 hektare, daya tampung 950 ribu meter kubik sampah, di mana lahan menggunakan sistem tukar guling antara tanah Desa Sanggrahan, Kecamatan Kranggan dengan tanah Pemkab Temanggung.
"Untuk memperpanjang usia TPA kita telah membuat berbagai program seperti TPS 3R, Bank Sampah, TPSD, dan program Temanggung Bebas Sampah. Itu agar laju sampah tidak cepat, jadi kita lakukan pemberdayaan masyarakat dari tingkat Kabupaten hingga tingkat RT. Kita sudah bentuk Dewan Persampahan Kabupaten dengan 200 anggota, di Kecamatan ada fasilitator 88 orang dan fasiltator persampahan desa jumlah menyesuaikan dengan RW, ada 8.000 orang,"katanya, Sabtu (31/10/2020).
Program memilah sampah dibagi menjadi tiga. Yakni sampah organik dikelola langsung masyarakat untuk pupuk organik, sampah non organik bisa dimanfaatkan seperti plastik ada juga kerjasama dengan Pertamina menukar sampah dengan bensin. Kepada masyarakat per rumah tangga ditekankan untuk mengelola sampah sesuai jenisnya atau langsung dipilah.
Andil Pemerintah Desa juga sangat diperlukan dalam menyediakan sarana prasarana, seperti diwajibkan mengadakan Tempat Penampungan Sementara Desa (TPSD). Di Kabupaten Temanggung ada 289 desa/kelurahan sehingga TPSD harus ada sejumlah tersebut. Dari sini sampah residu diambil oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH), sementara lainnya masih bisa dimanfaatkan atau diberdayakan lagi agar memiliki nilai ekonomi.
Lebih jauh ia menjelaskan, memang untuk bisa bebas dari sampah plastik tidak semudah membalik telapak tangan. Masyarakat sudah terbiasa menggunakan plastik dalam kehidupan sehari-hari sebab dinilai murah dan praktis. Pola pikir inilah yang kemudian secara perlahan harus dirubah.
Dari berbagai referensi yang diketahui Entargo, setiap tahun kota-kota di dunia menghasilkan sampah plastik sebanyak 1,3 miliar ton. Indonesia pun menyumbang 64 juta ton sampah plastik per tahun. Dampak negatifnya pun sangat banyak, seperti pada kesehatan manusia, mencemari tanah, air tanah, laut, udara dan bisa mematikan hewan.
Tegar (35), warga yang telah menukarkan sampah botol plastik dengan bensin menuturkan, program ini sangat menarik. Jika bisanya sampah botol plastik langsung dibuang begitu saja, saat ini bisa ditukar dengan Pertamax. Ia pun menggunakan aplikasi MyPertamina melalui ponsel pintarnya sebagai cara memanfaatkan layanan keuangan digital.
"Sudah coba tukar sampah botol plastik dengan bensin, tapi musti ngumpulin dulu dan pakai aplikasi. Namanya MyPertamina yang terintegrasi dengan aplikasi LinkAja, jadi bisa digunakan untuk pembayaran bensin nontunai di SPBU. Informasinya jika kita menggunakan ini ada potensi juga untuk mendapatkan hadiah, katanya ada program undian berbagi berkah MyPertamina, dan kupon lainnya,"katanya.