Pekanbaru,Gatra.com - Ketua DPW Partai Keadilan Sejaterah (PKS) Provinsi Riau, Hendri Munief, menilai sikap Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang membela kebebasan berpendapat di negerinya, bukan jadi pembenaran atas sikap yang dapat melanggar norma, agama, dan kearifan lokal.
"Pernyataan Presiden Prancis yang mendiskreditkan Islam, serta dukungan terhadap karikatur pelecehan atas Nabi Muhammad SAW adalah tanda kebebasan yang melanggar hal-hal tersebut," ujarnya, Sabtu (31/10).
Menurut Munief, Nabi Muhammad merupakan sosok agung bagi umat Islam, termasuk bagi kalangan muslim di Prancis. Sebut Munief dari sisi pandangan budaya Melayu, sikap pemimpin Prancis tersebut termasuk tindakan mengusik. Sebab, dalam bingkai kultur Melayu, toleransi dan keramatamahan merupakan suguhan filosofi hidup.
"Hal itulah yang membuat kami perlu menyampaikan kepada presiden Prancis bahwa apa yang dikemukakan merupakan sesuatu yang sangat melukai kami sebagai Orang Melayu yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujarnya.
Sebelumnya, pada Jumat (30/10), Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ,Ahmad Syaikhu, melansir surat terbuka untuk Presiden Prancis Emmanuel Macron. Surat tersebut berisi kecaman terhadap Macron atas pernyataan yang menghina umat Islam.
"Saya Ahmad Syaikhu, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Saya menulis surat ini sebagai tanggapan atas pernyataan Anda yang mengatakan bahwa Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis hari ini di seluruh dunia. Lebih jauh, Anda juga membela karikatur yang menghina Nabi Muhammad SAW dan mencoba menstigmatisasi citra Islam dengan aksi terorisme," tulis Syaikhu dalam surat yang disampaikan PKS kepada Macron.