Jakarta, Gatra.com - Sebanyak 64,8% masyarakat Indonesia diklaim bersedia untuk diberikan imunisasi vaksin Covid-19. Sementara masih ada 26,6% yang masih bingung apakah akan divaksin atau tidak.
Data itu dirilis oleh Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) yang melakukan survei bersama Kementerian Kesehatan. Sayangnya, kedua pihak tidak merincikan lebih lanjut terkait profil atau mekanisme penelitian tersebut.
"Survei Kemenkes dengan ITAGI 64,8% mau dilakukan imunisasi untuk vaksin Covid-19, 7,6% menolak, dan 26,6% belum tahu, masih bingung," ujar Ketua ITAGI, Profesor Sri Rezeki Hadinegoro, dalam webinar 'Vaksinasi untuk Negeri', Sabtu (31/10).
Sri mengakui memang ada beberapa alasan yang mendasari masyarakat enggan melakukan imunisasi vaksin, salah satunya efektivitas vaksin. Selain itu, masih banyak disinformasi tentang vaksin yang beredar di masyarakat.
Hasil survei tersebut perlu ditindaklanjuti pemerintah. Tak hanya itu, Sri meminta pemerintah juga memberi pemahaman terkait penggunaan vaksin Covid-19 kepada masyarakat.
"Bisa saja kita diamkan saja untuk herd immunity, tapi itu tidak mungkin karena disiplin jaga jarak tidak tercapai. Apa kita harus tunggu semua sakit? Kalau harus masuk ICU meninggal, dokter kalang kabut," ungkap dia.
Kendati menganggap vaksin sebagai salah satu cara terbaik menangani Covid-19, Sri menegaskan, vaksin masih perlu dinilai standar keamanan dan efektivitasnya berdasarkan hasil uji klinis. Ia mengatakan, ada beberapa fase yang harus dilalui.
“Uji vaksin ada dua fase, yakni pre dan uji klinis. Pre klinis ini merupakan identifikasi. Kemudian uji klinis pada manusia dengan fase turunannya. Vaksin juga harus dimonitor, bagaimana efek-efek vaksin ketika disuntikkan kepada masyarakat,” kata Sri.
Tak hanya untuk Covid-19, Sri mengingatkan beberapa penyakit juga ada yang hanya bisa dicegah dengan vaksinasi, seperti campak, difteri, polio, rubella, dan masih banyak lainnya.
"Imunisasi atau vaksinasi juga bisa memutus transmisi penyakit menular. Sebanyak 80 persen hingga 95 persen mencegah penyakit menular," jelas dia.