Temanggung, Gatra.com - Bagi sebagian masyarakat keberadaan kaum difabel masih dipandang sebagai kaum termarginalkan dan buruh dibelaskasihani karena kekurangannya. Namun demikian, hal itu tentunya tidak benar, sebab mereka tetap bisa berkarya dan memberikan sumbangsihnya untuk masyarakat, bangsa, dan negara.
Seperti dilakukan di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, di mana kaun difabel direkrut oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk diberdayakan dalam hal penanggulangan bencana. Tentu saja mereka diberdayakan sesuai kemampuan masing-masing.
"Kami memberdayakan penyandang disabilitas dalam penanggulangan kebencanaan, sebab selama ini teman-teman difabel tidak pernah diberdayakan. Ternyata mereka bisa dan memiliki keahliannya masing-masing, maka kita rekrut mereka dalam Unit Layanan Inklusi Disabilitas (LIDI)," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung, Dwi Sukarmeri, Jumat (30/10).
Menurut Dwi, meski terlibat dalam penanggulangan bencana, namun teman-teman difabel yang tergabung dalam LIDI ini tak harus sampai ke lokasi bencana. Sumbangsih mereka bisa melalui keahlian masing-masing, misalnya memasak, memijat, mengobati/P3K dan lain-lain.
Melalui pembentukan LIDI ini untuk memastikan bahwa teman-teman penyandang disabilitas juga paham dan mau berbuat dalam urusan kebencanaan, karena urusan bencana itu menjadi urusan bersama. Maka semua warga memiliki peranannya masing-masing dalam penanggulangan bencana.
Disebutkan, sesuai dengan Surat Keputusan (SK), penyandang disabilitas di Kabupaten Temanggung yang sudah tergabung dalam Lidi ini ada sebanyak 75 orang dan kemungkinan akan terus bertambah. Melalui cara ini kaum difabel yang selama ini kerap dijadikan objek kini mereka aktif sebagai subjek.