Home Internasional Anti Korupsi Malaysia Selidiki Pinjaman AirAsia US$72,1 Juta

Anti Korupsi Malaysia Selidiki Pinjaman AirAsia US$72,1 Juta

Kuala Lumpur, Gatra.com - Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC) telah memulai penyelidikan atas pinjaman 300 juta ringgit (US$72,1 juta) sekitar Rp1 triliun dari Sabah Development Bank Bhd (SDB) kepada maskapai penerbangan murah Grup Bhd. 

Dikutip Reuters, Direktur MACC untuk negara bagian Sabah, S. Karunanithy, membenarkan bahwa badan tersebut sedang menyelidiki pinjaman yang disetujui oleh bank milik negara Sabah, meski menolak untuk menjelaskan lebih lanjut.

"Kami telah memulai penyelidikan untuk melihat apakah telah terjadi pelanggaran," katanya kepada Reuters melalui pesan teks.

Surat kabar yang berbasis di Sabah, Daily Express, melaporkan sebelumnya pada hari Rabu bahwa Menteri Utama negara bagian Hajiji Noor yang baru-baru ini dilantik telah memerintahkan penyelidikan forensik oleh perusahaan audit independen atas keputusan bank tersebut, dan menelepon MACC.

Surat kabar tersebut menjelaskan bahwa penyelidikan akan melihat bagaimana dana itu dicairkan dengan cepat dalam beberapa hari setelah pelantikan pemerintah negara bagian yang baru. 

Ditambahkan bahwa pinjaman itu disetujui pada 2 Juli.

Kantor menteri utama tidak dapat dihubungi dan AirAsia menolak mengomentari masalah tersebut.

Mantan Menteri Utama Sabah Shafie Apdal mengatakan bahwa dia menyambut baik penyelidikan itu dan tidak ada yang tersembunyi di balik pinjaman itu.

“Pengajuannya tidak dilakukan dalam semalam melainkan SDB sudah melakukan penyelidikan dan pertimbangan terbaik dan paling teliti sebelum diberikan persetujuan,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

AirAsia Jumat lalu mengatakan pinjaman itu telah disetujui dan dicairkan dari bank kepada kelompok perusahaannya sebagai bagian dari upaya penggalangan dana, yang dilakukan oleh maskapai tersebut, meski tidak menyebutkan kapan.

“Lebih dari setengah jumlah pinjaman digunakan untuk membangun dan mengoperasikan rantai pasokan makanan digital dan fasilitas rantai dingin di Sabah,” katanya.

Maskapai yang dilanda pandemi itu berusaha mengumpulkan sekitar 2,5 miliar ringgit hingga akhir tahun.

MIDF Research mengatakan dalam catatan klien hari Senin bahwa bisnis inti maskapai masih dalam kesulitan dan bahwa dana baru yang ditujukan khusus untuk bisnis penerbangan diperlukan untuk membantu perusahaan agar tetap bertahan.

617