Timor Tengah Selatan, Gatra.com - Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan ( TTS ) akan membangun patung Presiden Joko Widodo di puncak gunung Sunu, Desa Sunu, Kecamatan Nunkolo, Amanatun. Pembangunan patung ini sebagai penghargaan karena Presiden telah mengenakan pakaian adat TTS pada saat upacara Kenegaraan, 17 Agutus 2020 lalu.
“Kami bangun patung Presiden Joko Widodo di puncuk gunung Sunu. Ini sebagai penghargaan karena beliau memakai pakaian adat kebesaran Nunkolo Amanatun pada upacara kenegaraan, 17 Agustus 2020 lalu. Besok 30 Oktober 2020 saya dan satu angota TNI, putra TTS, Kol Us Kamlasi yang meletakan batu pertama ,” kata Bupati TTS, Epy Tahun ( 29/10 ).
Patung Presiden RI Joko Widodo yang akan ditempatkan di puncak gunung Suni itu jelas Epy Tahun akan dibuat seperti saat beliau mengenakan busana adat Nunkolo Amanatun pada detik –detik perayaan HUT RI ke 75 pada 17 Agustus 2020 lalu.
“Patung Presiden Joko Widodo yang akan dibangun itu dibuat sama persis seperti saat beliau mengenakan pakaian adat Nunkolo, Amanatun, pada upacara HUT RI 17 Agustus 2020 lalu. Ini momen bersejarah yang kami buat sebagai rasa bangga atas kecintaan Presiden Joko Widodo terhadap budaya TTS,” jelas Epy Tahun.
Kedepan, lanjut Epy, setelah selesai dibangun patung Presiden Joko Widodo berbusana pakaian adat TTS, akan dijadikan salah satu destinasi, obyek wisata budaya.
“ Tentunya kedepan kami proyeksikan, akan dijadikan salah satu obyek wisata budaya di Kabupaten TTS,” katanya.
Sementara itu Kepala Desa Hoineno Yener Tamelan mengapresiasi Bupati TTS untuk membangun Patrung Presiden Joko Widodo di wilayahnya.
“Saya apresiasi Bupati TTS dan stafnya yang mau membangun Patung Presiden Joko Widodo mengenakan pakaian adat Nunkolo. Harapan kami semoga peresmian patung Presiden yang mau dibangun ini bisa sampai ditelinga Presiden RI agar dapat hadir untuk peresmian nantinya ,” harap Yener Tamelan.
Seperti diberitakan Gatra.com sebelumnya, tenunan yang digunakan Presiden Joko Widodo pada perayaan HUT RI k3 75 tanggal 17 Agustus 2020 lalu merupakan kain bermotif Kaif berantai Nunkolo, Amanatun. Motif sudah dimodifikasi dari bentuk belah ketupat (motif geometris) dengan batang tengah yang berarti sumber air dan bagian pinggir bergerigi melambangkan wilayah yang berbukit dan berkelok-kelok. Sementara warna merah dalam busana tersebut melambangkan keberanian dengan ikat kepala yang bermakna raja yang melindungi.
Sedangkan Destar / ikat kepala sebagai penutup kepala sebagai pelindung yang tanda kebesaran raja sebagai mahkota ada tiga jenis, Yi U Raja berbentuk dua tanduk kecil yang artinya fungsi raja yang melindungi.
Selain itu masih ada, saku sirih pinang dan kapur sebagai budaya pembersatu/persatuan juga melambangkan tanda kasih dan hormat. Sehingga kemanapun selalu membawa saku sirih pinang.