Semarang, Gatra.com- Menyambut libur panjang 28 Oktober hingga 1 Nopember, Jasa Marga selaku pengelola ruas tol Semarang- Batang telah menambah jumlah gardu exit tol. Abdul Rokhim, Direktur Teknik Jasa Marga Semarang-Batang memperkirakan puncak arus mudik akan muncul pada hari ini sebanyak 23 ribu kendaraan. Sedangkan arus baliknya akan mencapai puncaknya pada 1 November sebanyak 26 ribu kendaraan.
Menurut Rokhim, guna mengantisipasi membludaknya pengguna jalan tol, jasa marga sudah menyiapkan di jumlah gardu exit tol di ruas Semarang-Batang menjadi 15 buah. "Itu sudah termasuk yang gardu permanen dan gardu sementara," kata Rokhim saat dihubungi wartawan pada hari Rabu (28/10).
Lebih lanjut Rokhim menjelaskan, pihaknya sudah bersiap mengantisipasi lonjakan pemudik yang datang dari arah Jakarta dengan mengerahkan 100 personel untuk mengamankan arus mudik Maulid Nabi.
"Setiap hari ada 37 personel yang bersiaga di exit Kendal, Kaliwungu dan Kalikangkung. Untuk alat-alatnya berupa dua mobil rescue, enam mobil derek enam dan beberapa perlengkapan pendukung lainnya," kata Rokhim.
Selama momentum libur panjang menyambut perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW diperkirakan bakal dimulai pada hari ini, Rabu (28/10/2020). Pengelola ruas tol Semarang-Batang sudah mengeluarkan peringatan bagi para pemudik yang melintasi jalan raya tersebut.
Rokhim mengatakan di ruas tol Semarang Batang saat ini terdapat setidaknya enam titik blind spot yang patut diwaspadai oleh para pemudik.
Keenam blind spot itu berada di ruas A dari arah Jakarta menuju Semarang dan ada pula di ruas B di lajur Semarang menuju Jakarta. "Titik blind spotnya yang di lajur Jakarta ke Semarang ada di KM 355, KM 370, KM 375, KM 40 dan KM 420. Lalu yang di jalur Semarang ke Jakarta ada blind spot di KM 405," kata Rokhim.
Rokhim menyebut bahwa di area blind spot inilah para sopir mobil kerap mengalami kecelakaan tunggal maupun kecelakaan beruntun. Sebab, ia menduga insiden kecelakaan akibat para sopir mobil yang lengah saat berkendara.
Tak jarang, lanjutnya sopir mobil juga kedapatan mengantuk dan kurang mengantisipasi medan jalan tatkala menggeber kendaraannya dengan kecepatan tinggi. "Ya di lokasi area blind spot sering ada kecelakaan karena faktor kelengahan dari pengguna jalan. Maka kita sekarang mengimbau kepada pengguna ruas Tol Semarang-Batang agar jangan ngantuk saat berpergian. Kecepatan maksimalnya harus 100 kilometer per jam. Gak boleh lebih dari itu," kata Rokhim.
Pihaknya juga menyarankan dengan curah hujan yang lebih lebat saat memasuki musim penghujan, para sopir mobil sebaiknya membatasi kecepatannya maksimal 80 kilometer per jam.
"Mengingat dari prakiraan BMKG curah hujannya tahun ini lebih lebat, jadi sebaiknya batas maksimal kecepatan saat mengemudi sekitar 80 kilometer per jam. Dan setiap empat jam sekali harus istirahat. Sopir mobil harus mengurangi kecepatan sesuai rambu yang dipasang di ruas tol untuk menjaga keselamatan para penumpangnya," kata Rokhim.