Pati, Gatra.com - Masa pandemi Covid-19 yang masih tidak kunjung berakhir, mengharuskan anak untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal tersebut membuat anak sulit untuk berinteraksi dengan teman sejawatnya. Imbasnya anak pun mengalami kejenuhan.
Pegiat Dolanan Tradisional, Muhammad Toyyib mengatakan, karena mengalami kejenuhan anak pun beralih ke permainan daring. Hanya saja, baginya gim daring banyak memiliki nilai negatif dibandingkan sisi positif.
“Anak belajar daring, habis itu bermain gim daring, kan anak menjadi jenuh. Padahal kebanyakan gim online yang populer yang dimainkan anak-anak itu sarat dengan aksi kekerasan,” ujarnya saat ditemui di rumahnya turut Desa Pagerharjo RT02/RW03, Kecamatan Wedarijaksa, Pati, Jawa Tengah, Senin (25/10).
Dari situ, ia sebagai orangtua mencoba mengambil peranannya akan perubahan perilaku anak di masa pagebluk. Caranya dengan menghadirkan permainan tradisional sebagai ruang bermain anak yang sehat.
“Awalnya saya mengamati perubahan anak saya yang hanya bermain gawai terus-menerus. Saya pun tergerak untuk membuat mainan jadul seperti masa kecil saya, seperti panggalan [gasing kayu], lompat tali, egrang, kelereng dan sebagainya,” jelasnya.
Melihat keseruan itu, ia melanjutkan, anak-anak di sekitar lingkungannya pun tertarik untuk bergabung memainkannya. Pria berusia 38 ini pun semakin giat untuk membuat aneka dolanan tradisional, termasuk permainan yang sudah punah.
“Misalnya panggalan, permainan ini sudah lama punah padahal banyak nilai yang bisa diambil dari permainan ini, seperti kompetisi, teamwork, kreatif, dan khususnya melatif gerak motorik anak,” paparnya.
Pihaknya juga telaten untuk mendampingi dan mengedukasi permaian tradisional kepada anak-anak. Misinya sendiri sebagai hiburan alternatif dan melestarikan local wisdom dalam bentuk permainan yang nyaris hilang.
“Bentuk keprihatinan dan untuk melestarikannya, karena apa-apa saat ini larinya ke gadget. Sehingga interaksi sosial berkurang dan efeknya tidak baik untuk mental anak, seperti berkurangnya rasa empati,” tuturnya.
Uniknya di sela-sela permainan, pria yang karib di sapa Bang Toyib itu selalu mengingatkan pentingnya mengimplementasikan protokol kesehatan (Prokes). Ia menyebut, jika anak telah terbiasa menerapkannya, maka mudah bagi orangtuanya untuk turut mengikuti hal serupa.
“Saya selalu menekankan untuk mencuci tangan, wadah CTPS telah tak siapkan. Harus memakai masker dan menjaga jarak ketika bermain di sini,” terangnya.
Kedepannya, ia berharap, mampu membangun rumah dolanan tradisional bagi anak. “Kalau ada rezeki lebih, saya ingin membuat rumah dolanan anak. Di situ ingin saya isi dengan buku-buku, permainan tradisional, cerita tentang kearifan lokal, pokoknya mengedukasi anak lah,” inginnya.