Semarang, Gatra.com- Penggunaan bahan bakar minya (BBM) sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan sudah disadari oleh masyarakat, namun demikian tidak sedikit pengguna kendaraan abai.
Masih banyak masyarakat yang masih memilih kendaraan dengan BBM yang tidak sesuai, yang pada akhirnya tidak hanya berdampak pada performa mesin namun juga mengakibatkan mesin kendaraan cepat rusak.
Wawan Tembong, salah satu stunt rider kenamaan di Jawa Tengah, mengungkapkan, perfoma kendaraan sangat bergantung dengan jenis BBM yang digunakan. Penggunaan BBM yang sesuai dengan spek mesin sangatlah penting.
Dia menyadari, masyarakat saat ini masih sering mengabaikan pentingnya memilih BBM yang tepat. Masyarakat awam masih enggan atau memang tidak tahu spesifikasi mesin kendaraan yang dimiliki.
"Jadi masyarakat sekarang ini masih sering abai, tidak mau membaca buku manual kendaraan, sehingga ketika memilih BBM yang dibeli adalah jenis yang salah dan tidak sesuai dengan kebutuhan mesin," katanya, saat ditemui di Semarang, Senin (29/10).
Sebagai stun rider profesional, Wawan Tembong juga menyampaikan bahwa banyak masyarakat yang belum menyadari apabila memilih bahan bakar yang kurang tepat malah akan mengeluarkan biaya yang lebih tinggi.
“Memang harganya cenderung lebih murah jadi kita bisa ngisi banyak, tapi beberaa waktu berikutnya akan mulai terasa kerusakan-kerusakan mesin akibat bahan bakar yang gak sesuai, biayanya malah jadih lebih mahal,” ungkap stunt rider yang terkenal dari media sosial Youtube dan Instagram tersebut.
Ia pun membagi pengalamannya terkait performa mesin yang diujicobakan ke dua kendaraannya berdasarkan RON bahan bakar. “Saya dan teman-teman sempat mencoba, setelah dilihat memang benar motor yang saya isi RON rendah jadi berkarat ketimbang motor yang saya isi dengan RON lebih tinggi,” tambah Wawan Tembong.
Dia mengatakan, sebenarnya untuk sekarang ini masyarakat tidak perlu repot-repot untuk membaca buku manual guna mengetahui kebutuhan BBM pada mesin kendaraan. Pasalnya, kendaraan modern sekarang sudah bisa dipastikan spesifikasinya sudah mengunakan BBM dengan RON 90.
Hal itu kata dia, karena sudah hampir semua jenis kendaraan yang beredar di masyarakat, menggunakan mesin ijeksi yang memiliki kompresi lebih tinggi. Dibutuhkan BBM yang tidak mudah meledak ketika mesin dinyalakan.
"RON itu adalah daya ledak BBM saat mesin digunakan. Kalau kendaraan dulu, masih bisa menggunakan BBM di bawah 90, tapi kalau kendaraan sekarang sudah menggunakan RON 90," ucapnya.
Disisi lain kata pria yang memiliki nama asli Jarwanto ini, dengan menggunakan BBM yang tepat tidak hanya membuat perfoma mesin menjadi stabil, juga membuat mesin tidak mudah rusak, perawatan menjadi lebih mudah dan murah.
Ia juga menyarankan agar tidak coba-coba untuk mencapurkan BBM dengan bahan-bahan lain dengan tujuan membuat performa mesin stabil, ataupun ingin BBM lebih irit. "Kalau mau BBM lebih irit tidak perlu menggunakan bahan-bahan lain, cukup menggunakan BBM sesuai spesifikasi mesin yang dibutuhkan saja," imbuhnya.
Secara terpisah, Sales Area Manager Semarang PT Pertamina MOR IV Jateng dan DIY, Hary Prasetyo mengaku, memasuki era industri, digitalisasi dan teknologi yang lebih maju seperti saat ini, PT Pertamina (Persero) berinovasi untuk menciptakan energi-energi yang lebih baik sehingga udara menjadi lebih bersih.
Disamping pengembangan energi terbarukan, Pertamina juga meningkatkan standarisasi dan spesifikasi dari bahan bakar minyak (BBM) agar sesuai dengan kebutuhan kendaraan saat ini.
"Pertamina memiliki bahan bakar minyak jenis gasoline seperti Pertamax yang memiliki kelebihan yaitu formula PERTATEC (Pertamina Technology), formula zat aditif yang memiliki kemampuan untuk membersihkan endapan kotoran pada mesin sehingga mesin jadi lebih awet, menjaga mesin dari karat serta pemakaian bahan bakar yang lebih efisien," katanya.
Ia menambahkan, pihaknya tidak merekomendasikan konsumen untuk mengisi kendaraan di bawah angka kompresi kebutuhan atau spesifikasi kendaraan. Misalkan jika kendaraan dengan kompresi 10:1 yang membutuhkan BBM dengan RON minimal 92 yaitu Pertamax, sebaiknya konsumen tidak mencampur dengan produk yang memiliki RON di bawah itu.
Dengan mengisi BBM sesuai kebutuhan, selain menjaga mesin tetap awet pembakaran juga menjadi lebih sempurna sehingga tidak menimbulkan polusi yang dapat mengotori lingkungan.
Dia menambahkan, produk pertamina dengan RON rendah yakni premium di Kota Semarang konsumsinya saat ini mengalami penurunan cukup signifikan. Per hari rata-rata hanya 74 Kilo liter (KL). "Ini menandakan kesadaran masyarakat untuk menggunakan BBM sesuai dengan spesifikasi meningkat," imbuhnya.