Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Pengawas Teknologi Nuklir (Bapeten), Jazi Eko Istiyanto mengatakan, pemanfaatan tenaga nuklir harus memenuhi tingkat keselamatan dan keamanan, serta safe guard sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang berlaku.

“Semua faktor yang berpotensi memengaruhi pemanfaatan penggunaan tenaga nuklir, serta pengawasannya, perlu diantisipasi, dan semestinya tidak mengurangi keefektifan pengawasan untuk mencapai tujuannya,” katanya di Jakarta, Selasa (27/10).

Menurutnya, ilmu pengetahuan dan teknologi pemanfaatan tenaga nuklir memberikan peluang berarti bagi masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan listrik di masa yang akan datang. Diharapkan, dengan ini dapat mencapai kesejahteraan dan kemandirian energi pada bangsa Indonesia.

“Dalam mencapai tujuan pengawasan ketenaganukliran, tidak semata-mata fungsi otorisasi harus dominan, terdapat peran publik dan kepakaran yang memberikan kontribusi pencapaian tujuan dimaksud,” ujarnya.

Jazi mengatakan, Bapeten memiliki agenda tahunan berupa kegiatan Seminar Keselamatan Nuklir (SKN). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan peran pakar serta masyarakat dalam pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir.

“Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan efektifitas pengawasan ketenaganukliran yang sinergi dengan perkembangan global, sehingga keikutsertaan dari pihak dalam dan luar negeri yang terkait dengan keselamatan nuklir menjadi sangat penting,” ucap Jazi.

Seminar Keselamatan Nuklir (SKN) ini merupakan hasil kerja sama Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) dengan Fakultas MIPA, Universitas Indonesia (UI). Pada masa pandemi Covid-19 saat ini, SKN diselenggarakan secara virtual dan diikuti oleh lebih dari 300 peserta pemakalah maupun pendengar.