"Banyak yang mengira kami ini pasangan pemecah suara, pasangan daden (buatan) itu adalah hoak. Kita adalah satu, kita akan punya tujuan yang sama memanjangkan Asri di 2020. Anda kepanjangan tangan saya, sebagai penyambung lidah, bahwa pasangan yang pemecah suara, pasangan boneka itu tidak benar. Saya hanya titip itu ke bapak ibu, tolong disampaikan," kata Tutik, saat menghadiri kegiatan Pendidikan Politik dan Strategi Pemenangan Pemilu di Kantor DPD II Golkar Blora, Selasa (27/10). 

 

Tutik mengaku, sebutan sebagai pasangan boneka jelas merugikan dirinya. Sebab, Ia  serius dalam pencalonan. "Semua itu kan dari informasi. Bahwa Bu Tutik itu pasangan pemecah suara, berarti tidak diperhitungkan kan. Dan mereka pun untuk memilih saya ragu-ragu. Itu kan kerugian bagi saya. Gak untunglah, mosok saya dibilang pemecah suara, boneka, buatan. Saya ini berjuang beneran, saya fight, pokoknya siapa saja tak lawan," tegasnya.

 

Tutik menegaskan bahwa Blora harus ada perubahan. Ia pun bertekad akan membuktikan bisa merubah Blora lebih baik lagi. 

"Saat ini Blora tidak ada perubahan baik. Kemarin saya turun ke bawah, di Desa paling pojok, Bangkleyan, waduh jalannya rusak. Ini kalau jenengan tidak bergerak untuk berubah maka Blora seperti ini. Kita buktikan bisa merubah Blora lebih baik, Maju, Hebat, Bermartabat," tandasnya. 

 

Ketua DPD II Partai Golkar, Siswanto mengaku siap bekerja keras memenangkan pasangan Asri. Pada 1 November mendatang, pihaknya akan mengukuhkan koordinator TPS di seluruh Desa. "Jadi Bu Tutik, Seandainya nanti jenengan tahu di Desa mana belum ada tim koordinator, silahkan beritahu kami, Kader Golkar siap mengisi kekurangan-kekurangan itu," ucapnya.