Home Gaya Hidup Jakarta Fashion Hub Gelar Virtual Fashion Show Perdana

Jakarta Fashion Hub Gelar Virtual Fashion Show Perdana

Jakarta, Gatra.com – Puluhan busana batik karya 13 desainer dan label kenamaan Indonesia ditampilkan dalam virtual fashion show dan live shopping bertajuk "Batik Reimagined" di Jakarta Fashion Hub pada Senin malam (26/10).

Peragaan busana (fashion show) virtual melalui @JakartaFashionHub dalam memperingati Hari Batik Nasional ini, merupakan gelaran pertama sejak ajang JFH dibuka pada Agustus kemarin. Gelaran tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat sesuai dengan instruksi pemerintah untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19.

Dari belasan nama desainer yang memamerkan busana batiknya dalam ajang ini, di antaranya Ali Charisma, Sofie, dan Restu Anggraini. Adapun beberapa label kenamaan yang ikut ambil bagian, yakni Bateeq, Eureka, Holalulu by Neli Gunawan x Jejak Tangan, Phillip by Phillip Iswardono, Ha.Pe, Dissa, Eienno, GYDxZUBE by Agied Derta, Wastra batik by Olif Kinanthi, dan DaneV’s. 

Masing-masing pegiat mode menampilkan 3 rancangan terbaru yang mengusung tema batik modern. Tema "Batik Reimagined" ini diangkat karena setiap desainer bebas menuangkan kreasinya dalam mengaplikasikan motif batik, baik secara dominan, minimalis hingga menciptakan motif batik modern.

Koleksi batik Eureka yang dipamerkan dalam ajang Jakarta Fashion Hub. (Dok. JFH)

Seluruh koleksi batik ready to wear yang ditampilkan dalam fashion show ini menggunakan bahan utama viscose-rayon Asia Pacific Rayon (APR), yang dikenal sebagai bahan baku pakaian ramah lingkungan dan berasal dari Indonesia.

Head of Corporate Communications Asia Pacific Rayon, Djarot Handoko, menyampaikan, tema dan pemilihan bahan ini sejalan dengan kampanye "Everything Indonesia" yang digencarkan JFH untuk mendukung kreativitas desainer dan label fesyen Tanah Air.

"Mendukung desainer dalam menggunakan produksi bahan baku tesktil dari alam Indonesia, khususnya material viscose rayon yang dihasilkan oleh produsen serat terintegrasi, Asia Pacific Rayon (APR)," ungkap Djarot.

Selain bersifat berkelanjutan dan dikenal ramah lingkungan, ungkap Djarot, bahan viscose-rayon mampu menyerap pewarnaan secara optimal sehingga dapat menghasilkan kain batik yang kaya akan warna. Selain itu, bahan viscose-rayon juga memiliki tekstur yang lembut dan nyaman untuk dikenakan sehari-hari.

"Untuk koleksi kapsul kali ini, saya memilih viscose kulit jeruk karena terlihat lebih mewah. Aksen motif batik saya sisipkan sebagai pemanis, seperti misalnya di sisi celana atau sebagai obi belt," kata Restu Anggraini, salah satu desainer yang berpartisipasi dalam acara ini.

Batik koleksi Phillip by Phillip Iswardono. (Dok. JFH)

Menurutnya, semua busana yang dipamerkan dalam peragaan ini menggunakan bahan viscose. "Saya harus akui kualitas viscose dari APR bagus, lembut, daya serapnya juga baik, dan teksturnya bisa disesuaikan dengan keinginan maupun kebutuhan brand," ungkapnya.

Setelah fashion show, dilanjutkan dengan program live shopping yang dipandu oleh presenter Patricia Gouw dan Bayu Oktara. Mengadaptasi pendekatan see now buy now, JFH memberikan akses terdepan bagi para pencinta fesyen untuk dapat segera membeli koleksi yang ditampilkan di acara ini.

Hadirnya JFH yang diinisiasi oleh APR diharapkan dapat menciptakan lebih banyak fashionprenuer dan creativeprenuer baru yang dapat mendorong pengembangan industri fesyen dan tekstil di dalam negeri.

Bertempat di Gedung Tanoto Foundation, Jalan Teluk Betung No. 33, JFH menyediakan beragam fasilitas yang bisa memanjakan penggiat mode untuk menciptakan ide dan kreasi fesyen baru, mulai co-working space dan area workshop yang nyaman, studio foto, gallery dan mini-store, hingga akses untuk mendapatkan beragam kain bermacam motif berbahan viscose-rayon yang diproduksi APR.

987