Sekayu, Gatra.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Musi Banyuasin (Muba), Sumsel, secara resmi mengoperasikan pabrik aspal karet yang dirancang sejak dua tahun terakhir. Pabrik ini diharap dapat mendongkrak ekonomi petani karet khususnya di Bumi Serasan Sekate, yang selama ini menjerit akibat harga jual yang rendah.
Bupati Muba, H Dodi Reza Alex Noerdin menyampaikan, ada empat keuntungan yang bisa bermanfaat bagi petani dan kontraktor bahkan negara atas hilirisasi di sektor komoditi karet. Dodi menyebutkan, lahan perkebunan karet rakyat di Muba, mencapai 300 ribu dengan 83.135 kepala keluarga (KK). Artinya secara bahan baku, Kabupaten Muba, memiliki potensi besar yang selama ini belum dimaksimalkan.
Dodi menguraikan, empat manfaat dimaksud, pertama aspek ekonomi rakyat. Hadirnya pabrik aspal karet ini meningkatkan nilai jual petani hingga dua kali lipat, 20rb perkilogram. Di mana saat ini melalui instalasi pengolahan aspal karet yang dimiliki mampu menampung 3-4 ton lateks dan akan ditambah dua instalasi pada 2021 dengan target produksi latek mencapai 15 ton perhari.
“Dengan kapasitsa segitu, petani mendapat keuntungan tambahan mencapai Rp3-4 miliar. Jadi ekonomi rakyat bisa bergerak, harga karet bagus. Ini bentuk subsidi pemerintah terhadap rakyat (petani karet),” ujar Dodi pada acara peresmian Instalasi Pengolahan Aspal Karet Berbasis Lateks dan Uji Gelar Aspal Karet Terpravulkanisasi, di Workshop PUPR Kabupaten Muba, di Sekayu, Senin (26/10).
Lanjut Dodi, keuntungan kedua dari sisi teknis. Menurutnya, walau secara harga aspal karet lateks ini harganya lebih mahal tapi umurnya, namun ketahanannya dua kali lebih panjang. Karena mengandung karet jadi lebih lentur. Kemudian tahan air atau kedap air.
“Apalagi untuk pembangun jalan di daerah rawa, aspal karet ini lebih baik yang tingkat kelenturan cukup bagus. Jalan2 nasional sudah menggunakan aspel karet,” jelasnya.
Keuntungan ketiga sambung Dodi, dari sisi bisnis. “Bagi para pengembang dan rekanan, memiliki kepastian harga, ada bahan baku untuk suplai, ada deman,” imbuhnya.
Sedangkan keuntungan keempat dikatakan Dodi, dari sisi regulasi pengadaan bahan baku latek dari petani. Menurutnya, ini dimasukkan ke e-katalog untuk barang dan jasa. Agar semua jelas hingga ke proses.
“Ini akan terus ditingkatkan, dan kami meminta agar pemerintah pusat dan provinsi untuk kebutuhan aspal agar menggunakan aspal karet dari Muba,” katanya. Pada acara persemian dihadiri Staf Ahli Bidang Keterpaduan Pembangunan Kementerian PUPR A Ghazaly Akman, hadir pula Gubernur Sumsel, H Herman Deru.
Gubernur Herman Deru menyampaikan, bahwa untuk mendukung hilirisasi komoditi karet yang dilakukan Pemkab Muba, pihaknya menginstruksi langsung kepada Dinas PU provinsi agar menggunakan aspal karet yang diproduksi di Muba.
“Kita juga akan mengimbau kepada kabupaten kota, agar dalam pembangunan infrastruktur jalannya menggunakan aspal karet,” katanya.
Dalam kesempatan ini, Deru memberi masukan agar produksi aspal karet harus benar-benar diperhatikan kualitas. Menurutnya, kecerobohan selama ini dalam pembangunan infrastruktur jalan soal kebersihan material. Ia menilai, hal ini akan berdampak pada kualitas jalan yang dibangun.
Ia juga berharap, agar teknologi penyadapan karet pada petani diberi pembekalan sehingga bisa menghasilkan karet yang bagus. Tidak bisa dengan sistem yang selama ini dilakukan, karena untuk bahan baku latek perlu getah cair bukan bokar.
“Harus ada komitmen yang kuat dan konsisten. Walau secara kuantiti belum terpenuhi, tetapi ini sudah memulai, dan harus dimulai. Ke depan harus ditingkatkan lagi. Provinsi siap memberi insentif bagi Muba, atas inovasi yang dilakukan. Bukan hanya pusat yang dapat memberikan insentif, provinsi juga. Minimal dalam bentuk regulasi,” kata Deru.