Home Ekonomi Pandemi Dorong UMKM 'Branding' Produk

Pandemi Dorong UMKM 'Branding' Produk

Jakarta, Gatra.com - Ketua Bidang 6 Hubungan Antar-Lembaga Perkumpulan Bumi Alumni, Dr. Dewi Tenty Septi Artiany, mengatakan, pandemi Covid-19 dan perkembanan teknologi informasi merupakan momentum bagi UMKM untuk meningkatkan branding produknya untuk menarik calon pembeli.

Dewi dalam webinar yang dihelat PT Pegadaian (Persero) bekerja sama dengan Perkumpulan Bumi Alumni Unpad pada akhir pekan ini, mengungkapkan, UMKM harus meningkatkan branding produk karena saat ini terjadi pergeseran pola pembelian konsumen yang cenderung belanja melalui daring (online).

"Konsumen yang sebelumnya melihat hingga memeriksa secara langsung produk pilihannya di toko atau pasar, kini kebiasaan tersebut semakin beralih ke belanja online. Maka menjadi penting bagi UMKM untuk memaksimalkan branding produknya sehingga lebih menarik minat calon pembeli," ujarnya.

Menurut Dewi, strategi branding dapat dilakukan melalui berbagai cara, di antaranya menyelenggarakan acara dan membuat program promosi untuk menarik perhatian target konsumen supaya mau mencoba dan mengonsumsi atau memakai produk yang ditawarkan.

Strategi branding menjadi bagian penting dan menjadi prioritas utama dari sebuah perusahaan untuk menciptakan kompetitif advantage yang bermanfaat untuk pelaku UMKM sebagai produsen dalam persaingan usaha pada saat ini.

Selain itu, strategi branding juga bermanfaat untuk meningkatkan loyalitas konsumen dan menjadikan brand tersebut sebagai top of mind di pasar. Manfaat-manfaat ini akan memberikan keuntungan dalam jangka panjang dan hingga mencapai suatu brand awareness di masyarakat.

Sementara itu, Direktur Marketing PT Digital Kaliber, Hariyanto Chung, mengatakan, agar bisnis yang dirintis bisa sukses, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencari dan menentukan pasar.

Menurutnya, pebisnis pemula harus menggali informasi atau melakukan riset produk atau jasa yang dibutuhkan konsumen. Jangan membuat produk terlebih dahulu sebelum mendapatkan informasi produk yang dibutuhkan konsumen.

"Untuk awalan yang harus dicari marketnya dulu, bukan produknya karena lebih mudah menjual ketika ketemu marketnya," katanya.

Hariyanto menjelaskan, menentukan pasar ini untuk menyusun strategi pemasaran sehingga produk yang dijual bisa cepat laku di pasaran. Ini harus berdasarkan riset yang cermat untuk memperkuat analisis kebutuhan pasar.

“Di saat ini kita butuh riset. Namun, risetnya jangan kaya buat paper. Kita lihat konsumen itu lagi butuh apa. Lalu kita berpikir untuk menemukan jawaban dari kebutuhan itu. Di saat ini kita butuh menggunakan kemampuan problem solving,” lanjutnya.

SVP Marketing Division PT Pegadaian (Persero), Elvi Rofiqatul Hidayah, menguatkan bahwa riset untuk melihat kebutuhan pasar ini sangat penting. Riset awalnya dilakukan untuk mendapatkan data seberapa banyak terget pasar. Dari riset tersebut, kemudian meluncurkan program pembiayaan haji.

“Kami melihat pasarnya berapa banyak, yang beragama muslim ada berapa. Kemudian baru dicari lagi dari muslim itu yang membutuhkan pembiayaan haji berapa porsinya dan siapa saja,” ujarnya.

Menurut Elvi, riset juga sangat dibutuhkan untuk menentukan strategi pemasaran. Riset ini bisa melalui berbagai cara, baik online maupun offline, di antaranya melalui komunitas. "Itu ada risetnya, termasuk itu harapanya mereka itu seperti apa,” ujarnya.

545