Jenewa, Gatra.com - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut bahwa dunia saat ini berada pada titik kritis pandemi COVID-19 dan beberapa negara berada di jalur yang berbahaya.
"Kami berada pada titik kritis dalam pandemi COVID-19, terutama di belahan bumi utara. Beberapa bulan ke depan akan menjadi sangat sulit dan beberapa negara berada di jalur yang berbahaya," katanya, dalam konferensi pers, dikutip Reuters, Jumat (24/10).
"Kami mendesak para pemimpin dunia mengambil tindakan segera, untuk mencegah kematian yang tidak perlu lebih lanjut, layanan kesehatan dan sekolah-sekolah segera ditutup lagi. Seperti yang saya katakan pada bulan Februari dan saya ulangi hari ini. Ini bukan latihan," tambahnya.
Tedros mengatakan terlalu banyak negara sekarang melihat peningkatan eksponensial dalam infeksi, "dan itu sekarang mengarah ke rumah sakit dan unit perawatan intensif, yang mendekati atau melebihi kapasitas.
Dia mengatakan negara-negara harus mengambil tindakan untuk menekan penyebaran virus dengan cepat. Meningkatkan pengujian, melacak kontak orang-orang terinfeksi dan mengisolasi mereka yang berisiko menyebarkan virus, agar memungkinkan negara-negara menghindari penguncian.
Beberapa negara di Eropa melaporkan tingkat infeksi lebih tinggi dibandingkan gelombang pertama pandemi pada Maret dan April. Spanyol misalnya menyebut telah mencatat lebih dari tiga juta kasus.
Pemerintah di seluruh benua memberlakukan pembatasan baru dan mendesak mengisolasi diri pada kehidupan sehari-hari. Prancis memperpanjang jam malam dari 46 juta orang dan Irlandia kembali memberlakukan lockdown.
"Meningkatnya infeksi COVID-19 ... menimbulkan ancaman besar bagi kesehatan masyarakat, dengan sebagian besar negara memiliki situasi epidemiologis yang sangat mengkhawatirkan," kata direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC), Andrea Ammon.
Badan tersebut mengatakan semua negara Uni Eropa kecuali Siprus, Estonia, Finlandia dan Yunani termasuk dalam kategori "perhatian serius", seperti halnya Inggris, meningkat dibandingkan tujuh bulan lalu.
Di seluruh dunia, COVID-19 kini telah merenggut nyawa 1,1 juta orang - sekitar seperlima di Amerika Serikat - dan menginfeksi hampir 42 juta orang.