Medan, Gatra.com - Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Samosir melakukan inventarisasi terkait kematian ratusan ton ikan di Danau Toba. Pemerintah saat ini melakukan pembersihan Danau pengangkatan bangkai ikan guna mencegah terjadinya pencemaran baru.
Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Samosir, Lasro Marbun menuturkan dalam pekan seluruh bangkai ikan harus segera dibersihkan. Serta dilakukan pendataan kerugian. Termasuk pengambil sampel untuk kajian agar kematian ratusan ton ikan dapat ditelusuri. "Sebenarnya ini bukan kasus pertama, sebelumnya di tahun 2017 sudah pernah terjadi dan diperkirakan akibat adanya gelombang dari dasar Danau. Untuk yang sekarang masih kita selidiki," terangnya kepada wartawan, Jumat (23/10) di Medan.
Mantan kepala dinas pendidikan DKI Jakarta tersebut menuturkan bahwa ikan yang mati merupakan ikan peliharaan warga yang dikembangkan di jaring apung atau keramba. Karena itu untuk mengetahui pasti penyebab kematian ikan harus dilakukan penelitian yang akurat. "Kalau ikan yang mati itu di jaring apung milik warga. Jadi saya sudah tugaskan dinas Kepala dinas pertanian, camat dan penanggulangan bencana untuk mengangkat seluruh bangkai ikan. Ratusan ton ikan itu sedang diinventarisasi berapa jumlah sebenarnya. Karena ratusan ton itu masih data sementara," ujarnya.
Kerugian yang dialami masyarakat juga masih dalam penghitungan. "Jadi memang banyak. Sejak Rabu (21/10) memang sudah banyak yang mati. Jadi kita kaji dan kita lakukan penelitian. Karena yang sekarang masih dalam pemeriksaan. Dan target pertama pengangkatan bangkai ikan," katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Samosir, Viktor Sitinjak menuturkan bahwa perkiraan ikan mati sebanyak 100 ton. Ikan tersebut merupakan ternak warga yang diperkirakan berjumlah 39 kepala keluarga. "Saat ini sedang pembersihan. Pembersihan menggunakan alat berat," jelasnya.