Asahan, Gatra.com - Puluhan hektar areal perkebunan kelapa sawit perkebunan PTPN III Sei Silau, distrik Asahan, Sumatera Utara, menjadi lahan tidur. Uniknya, lahan itu kini jadi areal "angon" lembu, alias penggembalaan lembu.
Asisten Personalia Kebun (APK) Kebun Sei Silau, PTPN III Distrik Asahan, Sigit Bambang Prasetyo mengatakan, seluas 30 persen tanaman milik perusahaan BUMN tersebut mengalami kerusakan akibat serangan genoderma.
Dia mengungkapkan, sejumlah titik kerusakan tanaman ditemukan diantaranya di dalam kawasan afdeling III dan IV kebun Sei Silau.
"Ya memang banyak yang sudah tidak bertanam. Ini akibat kerusakan,"ujarnya kepada wartawan Kamis (22/10).
Bambang mengakui jika puluhan hektar lahan HGU milik BUMN itu telah menjadi lahan tidur selama bertahun-tahun.
Namun ada soal kesan dibiarkan tanpa upaya penyisipan, pejabat BUMN ini membantah.
"Kita sudah pernah usulkan ke kantor Direksi, tapi tidak pernah disetujui," jawabnya.
Dia membeberkan, usulan tersebut ditolak karena dianggap target produksi yang ditetapkan perusahaan masih tercapai.
"Upaya penyisipan tanaman pernah diusulkan dimasa Manager Kebun dijabat M. Nuh. Setelah itu kita juga telah usulkan ke direksi untuk melakukan penyisipan ulang terhadap tanaman sawit yang tumbang tapi tidak mendapat persetujuan,” ujarnya.
Saat ditanya apakah dengan banyaknya lahan terlantar tidak merugikan keuangan negara karena penggunaan lahan yang tidak maksimal, Bambang enggan menjawab.
Pantauan Gatra.com, puluhan hektar areal perkebunan sawit PTPN III Distrik Asahan tersebut tersebar ke beberapa titik hamparan. Puluhan hektar lahan tidur Hak guna Usaha (HGU) milik perusahaan berplat merah itu kini berubah menjadi areal penggembalaan lembu.
"Ternak-ternak lembu itu milik warga. Kita sudah pernah keluarkan larangan, tapi kita dipanggil DPRD," ujarnya.