Batam, Gatra.com – Pelabuhan Batu Ampar Batam, Kepri, direncanakan segera menuju green port berstandar internasional sebagai poros maritim dunia. Upaya itu terus dilakukan dengan kajian mendalam yang melibatkan lintas sektoral.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala BP Batam, Purwiyanto, usai menerima kunjungan Universitas Pertahanan (Unhan) mengatakan, persiapan terkait hal itu masih terus dilakukan. Pembangunan sarana dan prasarana pendukungnya juga segera direalisasikan.
Baca Juga: Kemenhub Terapkan Inaportnet di 25 Pelabuhan, Tj Buton Masuk
Anggota Bidang Kebijakan Strategis BP Batam, Enoh Suharto lantas memaparkan perkembangan yang terjadi di Batam dan menjelaskan sektor-sektor yang menjadi fokus pengembangan Pelabuhan Batam beserta kebijakan dan strateginya.
“Saat ini kami terus mengembangkan sektor strategis pelabuhan Batu Ampar. Tadinya kami sudah sempat bekerja sama dengan Pelindo II, namun dalam perjalanannya tidak dapat diselesaikan dan gagal. Kami saat ini telah bekerja sama dengan Pelindo I untuk menggarap pelabuhan tersebut,” jelasnya, Jumat (23/10).
Hanya saja, proses revitalisasi Pelabuhan Batu Ampar Batam masih terkendala keberadaan pipa gas dan kabel bawah laut yang tidak beraturan. Infrastruktur yang akan perpotensi terkena imbas apabila pembangunan pelabuhan dilakukan.
Baca Juga: Pelabuhan Internasional Batam Siap Buka Akses Singapura
“Pengembangan di sini sedikit terhambat karena adanya pipa gas yang melintas di perairan Batam dan kabel bawah laut yang semerawut. Namun kami mempunyai beberapa alternatif untuk mengembangkan pelabuhan di lokasi yang lain,” akunya.
Rektor Unhan, Laksamana Madya TNI Dr. Amarulla Oktavian mengatakan, mereka sudah melakukan sejumlah penelitian di beberapa perairan yang memiliki potensi di Indonesia. Termasuk di Batam yang direncanakan sebagai green port berstandar internasional dan sebagai poros maritim dunia.
“Penelitian itu antara lain di Selat Sunda dan Selat Lombok. Semua selat ini harus menjadi jalur yang menghasilkan [devisa] untuk negara. Jalur internasional yang berbayar, jadi semua kapal yang lewat jalur Indonesia harus bayar ke Indonesia,” katanya.
Baca Juga: Bea Cukai dan Karantina Implementasikan NLE di Pelabuhan TP
Menurutnya, posisi Batam memiliki keunggulan dibanding dengan pelabuhan lainnya di Indonesia. Sebab, Batam berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia dengan model pelabuhan yang canggih. Batam tidak mungkin bisa bersaing dengan negara tetangga apabila pelabuhannya masih seadanya dengan sistem manual dan tidak terdata secara baik.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar. Kami juga sudah menghitung besaran anggaran yang dibutuhkan untuk membentuk pelabuhan yang berstandar internasional. Semua akan menggunakan konsultan, dan konsultan yang digunakan juga wajib berstandar internasional,” tegasnya.