Yogyakarta, Gatra.com - Kasus Covid-19 di pondok pesantren di Daerah Istimewa Yogyakarta terus bertambah. Empat pesantren di Kabupaten Sleman menyumbang sedikitnya 167 kasus.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY Edhi Gunawan menyatakan empat pesantren menjadi lokasi temuan kasus Covid-19. “Empat ini dari 360 pondok pesantren di DIY. Artinya presentasenya masih kecil sekali,” ujar Edhi dalam diskusi daring ‘Mencegah Klaster Ponpes’ gelaran Harian Jogja, Jumat (23/10).
Ia menyebut, empat pesantren di Sleman itu adalah Pesantren Sunan Pandanaran dan Pesantren Hidayatullah di Ngaglik, Muhammadiyah Boarding School (MBS) di Prambanan, dan Pesantren Tahfidz Yaumi di Moyudan.
Edhi merinci kasus Covid-19 di Pesantren Pandanaran berjumlah 135 kasus. Dari jumlah itu, 85 orang dinyatakan sembuh. Sebanyak 50 orang masih positif dan dikarantina di tempat khusus di pesantren tersebut.
Kasus di pesantren ini bermula dari satu orang kemudian ditemukan pada 40 orang. “Ada yang tidak terus terang, menutup-nutupi. Dari salah satu santri berimbas ke teman lain. Mereka anak-anak yang imunnya tinggi. Jadi jangka 3-4 hari sudah negatif,” tuturnya.
Adapun di Pesantren Hidayatullah ditemukan satu kasus dan setelah menjalani isolasi 14 hari penderita tersebut sudah sembuh. Kasus di MBS ditemukan 20 penderita yakni dari santri dan ustaz. “Ini juga sudah sembuh semua,” kata Edhi.
Terbaru, kasus Covid-19 di Pesantren Yaumi di Moyudan. Menurut Edhi, di pesantren terdapat delapan santri positif Covid-19.
Secara terpisah, Juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sleman Shavitri Kumala Dewi menyampaikan data sedikit berbeda. Di MBS, terdapat 21 kasus dan semuanya telah sembuh.
Adapun di Pesantren Pandanaran, Shavitri merinci total 829 warga pondok menjalani tes cepat Covid-19. Dari jumlah itu 188 orang reaktif. “188 orang ini dan 16 orang bergejala ini, total 204, di-swab,” ujar dia secara tertulis saat dihubungi Gatra.com, Jumat.
Hasilnya, sama seperti keterangan Edhi, ada 135 kasus di Pandanaran dan sebanyak 85 orang sembuh. “Di Hidayatullah setahu saya satu kasus, itu pun bukan santri,” katanya.
Adapun di Pesantren Yaumi kemarin, Kamis (22/10), dikabarkan Covid-19 bukan hanya memapar delapan santri, melainkan juga dua pengajar. “Ini kami belum ada data,” kata Shavitri.
Dengan demikian, setelah ditotal, empat pesantren di Sleman tersebut menyumbang 167 kasus Covid-19. Dari jumlah ini, 107 orang sembuh dan 60 orang masih positif Covid-19.
Merujuk data Pemda DIY, hingga kini ada 3.434 kasus. Dari jumlah ini, 1.552 kasus ditemukan di Sleman--tertinggi di DIY. Rinciannya, 1.232 orang sembuh, 293 orang masih dirawat sebagai kasus aktif, dan 27 orang meninggal.
Atas kasus Covid-19 pesantren ini, Edhi menyatakan Kemenag telah menempuh sejumlah langkah untuk mengantisipasi penularan Covid-19 di pesantren. Mulai dari pendataan pesantren, koordinasi dengan pemda, hingga penanganan di pesantren lokasi kasus Covid-19. pesantren misalnya segera melacak atau menyiapkan tempat khusus karantina.
“Forum Komunikasi Pondok Pesantren telah menyusun dan melakukan sosialisasi pedoman pembelajaran di pesantren. Pesantren juga harus membentuk satgas Covid-19,” kata dia.
Kemenag DIY pun merekomendasikan sejumlah langkah, seperti menerapkan seleksi ketat untuk santri yang kembali ke pondok dan kewajiban menerapkan protokol kesehatan. “Pesantren harus jadi contoh pengendalian Covid-19,” ujar Edhi.