Kabul, Gatra.com- Serangan udara militer Afghanistan yang menargetkan pejuang Taliban telah menewaskan sedikitnya 12 orang, termasuk anak-anak, dan melukai 14 orang lainnya. Serangan itu menghantam sekolah agama dan masjid di provinsi timur laut Takhar, kata pejabat provinsi. Al Jazeera, 22/10.
Otoritas lokal mengatakan pada Kamis bahwa 11 anak dan seorang imam tewas dalam serangan itu. Hadi Jamal, juru bicara unit militer Afghanistan, membenarkan serangan itu pada Rabu malam tetapi mengatakan "tidak jelas apakah serangan itu secara tidak sengaja menewaskan warga sipil dan anak-anak" dan bahwa penyelidikan telah diluncurkan. Dia tidak merinci serangan udara seperti apa yang telah dilakukan.
Pejuang Taliban membunuh lebih dari 40 pasukan keamanan Afghanistan pada Rabu pagi, anggota dewan provinsi Mohammad Azam Afzali mengatakan kepada kantor berita DPA.
Sebuah pesawat membombardir masjid setelah menerima informasi bahwa pejuang Taliban yang terlibat dalam serangan berdarah terhadap pasukan keamanan bersembunyi di sana, tambah Afzali.
Namun, para pejuang telah meninggalkan masjid, kata Afzali dan sumber keamanan lainnya.
Taliban telah melancarkan serangan untuk menguasai distrik Baharak di Takhar, mendorong pasukan pemerintah untuk meminta dukungan udara, kata pejabat provinsi.
Abdul Qayoom Hayrat, kepala departemen kesehatan provinsi di Takhar mengatakan bahwa 10 orang yang tewas adalah anggota pasukan khusus Afghanistan.
Seorang juru bicara Taliban, Zabiullah Mujahid, membenarkan bahwa kelompok bersenjata itu terlibat dalam memerangi pasukan pemerintah di Takhar.
Afghanistan menderita tingkat kekerasan yang meningkat sementara pembicaraan sedang berlangsung di Qatar yang dapat membantu Amerika Serikat menemukan jalan keluar dari perang terpanjangnya.
AS menandatangani perjanjian dengan Taliban pada Februari untuk mempromosikan penyelesaian konflik 19 tahun yang dinegosiasikan, dan pembicaraan antara kelompok bersenjata itu dan pemerintah yang didukung AS dimulai lebih dari sebulan yang lalu, tetapi belum menghasilkan terobosan besar.
Kelompok bersenjata sejauh ini menolak untuk menerima gencatan senjata. Para ahli mengharapkan negosiasi yang panjang dan sulit sebelum gencatan senjata dapat disepakati.
Sudah lebih dari sepekan ini, telah terjadi pertempuran sengit di Afghanistan selatan. Lebih dari 100 warga sipil tewas dan puluhan ribu orang terusir dari desa mereka.