Home Ekonomi Kontraksi Cukup Dalam, Ekonomi Jabar Triwulan II Minus 5,98%

Kontraksi Cukup Dalam, Ekonomi Jabar Triwulan II Minus 5,98%

Bandung, Gatra.com  - Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat triwulan II 2020 terkontraksi cukup dalam yaitu -5,98% (yoy). Angka tersebut bahkan lebih dalam dari pertumbuhan ekonomi nasional yang berada diangka -5,32%.
 
Bank Indonesia (BI) mencatat seluruh komponen sisi permintaan seperti sektor industri, perdagangan, konstruksi, penyedia akomodasi dan transportasi tumbuh negatif. 
 
Hanya ada 2 sektor saja yang mengalami peningkatan yaitu sektor pertanian tumbuh 7,64% (yoy) dan sektor informasi & komunikasi tumbuh 39,75% (yoy). 
 
Deputy Direktur Bank Indonesia Jabar, Taufik Saleh mengatakan industri pengolahan tertekan hingga -8,00% karena permintaan ekspor & domestik turun. Sektor perdagangan terkontraksi hingga angka -11,15% (yoy) disebabkan daya beli turun, masyarakat menahan konsumsi, serta masih diterapkannya PSBB.
 
Sektor lain yang terkontraksi adalah bidang konstruksi sebesar -6,76% (yoy) karena menurunnya proyek infrastruktur & investasi akibat COVID-19. Dan Sektor Transportasi kontraksi -18,19% (yoy) akibat menurunnya mobilitasi masyarakat selama PSBB
 
"Kami berhadap penurunan ini menjadi titik terendah penurunan di tahun 2020. Sehingga triwulan III dan IV akan lebih baik lagi," kata Taufik saat menjadi pembicara di acara Goverment Raound Table Jabar, Kamis (22/10).
 
Taufik memperkirakan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat mengalami perbaikan pada triwulan III 2020. Selanjutnya pada tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Jawa Barat diperkirakan kembali positif dan meningkat signifikan seiring diterumkannya vaksin Covid-19.
 
BI mencatat ada tiga sektor yang akan menyumbang kontribusi PDRB Jawa Barat di triwulan III yaitu industri pengolahan, perdagangan besar, dan eceran atau pertanian, kehutanan, dan perikanan.
 
"Ketiga sektor tersebut berada dalam kuadran berwarna hijau muda di mana sektor-sektor tersebut memiliki dampak ekonomi skala medium dan tinggi namun dengan risiko penularan COVID-19 yang rendah dan medium," ujarnya.
 
"Di sisi lain, ketiga sektor tersebut juga merupakan sektor penyerap terbesar tenaga kerja di Jawa Barat," tambahnya.
173