Jakarta, Gatra.com - Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah membeberkan sedikitnya tiga aktivitas yang berpotensi menjadi tempat penularan Covid-19. Tiga aktivitas itu sarat kerumunan.
Pertama, aktivitas rekreasi ke tempat wisata yang bertemu banyak pengunjung. Dewi menjelaskan dua hal potensi penularan dari aktivitas tersebut, yakni di dalam kendaraan, mobil atau bus yang memiliki AC dan perjalanan itu menempuh jarak yang jauh, lebih dari satu jam.
Titik bahayanya, kata Dewi, jika ada orang yang tidak bergejala atau OTG bertemu banyak orang di dalam kendaraan itu. Potensi airborne atau penularan lewat udara dalam ruang tertutup begitu besar terjadi, terlebih mereka di dalam kendaraan itu cukup lama.
Selain itu, mereka yang piknik pasti makan dan berbincang bersama. Meski memakai masker, Dewi memastikan beberapa orang berpotensi lupa dengan melepas masker atau menyentuh muka mereka sebelum mencuci tangan.
"Studi kasus di Jawa Timur, ada orang positif di kantor. Setelah ditelusuri, empat orang dari karyawan itu sempat wisata bersama. Mereka makan bakso bakar, ke alun-alun yang banyak pengunjung. Kadang tidak pakai masker," ujar Dewi memberikan contoh kasus dalam webinar 'Covid dalam Angka: Antisipasi Penyebaran Covid-19 saat Liburan', Kamis (22/10).
Aktivitas kedua, yakni berbelanja ke swalayan yang ramai. Dewi menyatakan, supermarket saat ini memang sudah menerapkan protokol kesehatan, di antaranya memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3M), serta membatasi jumlah pengunjung. Namun, Dewi mewanti-wanti jika protokol itu tidak dilakukan secara ketat, misalnya membuka pintu masuk lebih dari satu pintu.
"Tidak boleh beda (pintu masuknya). Ketika masuk, ukur keramaian. Harus lebih hati-hati, bawa hand sanitizer dan jangan asal sentuh barang, lalu sentuh muka," ujar dia.
Aktivitas ketiga, ikut pertemuan di dalam ruangan, seperti arisan atau reunian, dengan jumlah orang yang banyak. Dewi mengatakan, potensi penularan bisa dibawa oleh mereka yang datang dari tempat atau wilayah yg berbeda.
"Kita enggak tahu apakah dia sehat atau tidak. Protokol kesehatan 3M harus tetap diterapkan walaupun mereka orang dekat kita," tegas dia.
Doktor ini menyebut aktivitas yang terhitung aman dilakukan di rumah saja. Contohnya, mengirim makanan atau hadiah ke teman-teman via ojek daring atau ekspedisi, mengobrol melalui video call, belanja online, atau menonton film.
Jika memang ingin keluar rumah, ia menyarankan ke tempat terbuka atau outdoor yang luas. Namun, harus tetap memperhatikan kondisi dan jangan memaksakan kehendak jika memang tempat tersebut ramai.
"Selain itu, jangan biarkan tangan sentuh muka sebelum cuci tangan atau lepas masker," tandasnya.
Maka dari itu, selalu mengingat dan melakukan protokol kesehatan dimanapun dan kapan pun. Ketika kita habis bepergian, ada orang tua kita di rumah. Selalu ingat pesan Ibu untuk melakukan 3M agar ketika tiba di rumah, orang tua kita pun akan aman dan sehat.