Seoul, Gatra.com - Setidaknya 13 warga Korea Selatan telah meninggal setelah menerima suntikan flu dalam beberapa hari terakhir.
Dalam laporan resmi dan media lokal, kejadian ini meningkatkan kekhawatiran tentang keamanan vaksin, bahkan ketika pihak berwenang seolah mengesampingkan apakah ada kaitannya dengan itu.
Dikutip Reuters, Kamis (22/10), otoritas kesehatan mengatakan pada Rabu bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk menangguhkan program untuk menyuntik sekitar 19 juta orang secara gratis, setelah penyelidikan pendahuluan terhadap enam warga meninggal yang tidak menemukan hubungan langsung dengan vaksin.
“Tidak ada zat beracun yang ditemukan dalam vaksin, dan setidaknya lima dari enam orang yang diselidiki memiliki kondisi yang mendasarinya,” kata para pejabat.
Para pejabat telah melaporkan adanya sembilan kematian setelah dilakukan vaksinasi flu dan kantor berita Yonhap melaporkan empat lainnya menyusul pada hari Kamis.
Korban meninggal diketahui seorang anak laki-laki berusia 17 tahun dan seorang pria berusia 70-an, yang terjadi hanya seminggu setelah program vaksinasi flu gratis, untuk remaja dan lansia dimulai kembali.
Program tersebut sempat ditangguhkan selama tiga minggu setelah diketahui bahwa sekitar 5 juta dosis, yang perlu disimpan di lemari es, telah terpapar pada suhu kamar, saat diangkut ke fasilitas medis.
Vaksin Korea Selatan diketahui berasal dari berbagai sumber. Produsen termasuk pembuat obat lokal GC Pharma, SK Bioscience dan Ilyang Pharmaceutical Co, bersama dengan Sanofi Prancis dan Glaxosmithkline Inggris.
Distributor termasuk LG Chem Ltd dan Boryung Biopharma Co. Ltd., sebuah unit dari Boryung Pharm Co. Ltd.
GC Pharma, LG Chem, SK Bioscience dan Boryung menolak berkomentar.
Ilyang Pharmaceutical, Sanofi dan GSK tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.
Korea Selatan telah memperpanjang program vaksin musimannya tahun ini, untuk menangkal potensi komplikasi COVID-19 dan membebani rumah sakit selama musim dingin.
Para pejabat mengatakan 8,3 juta orang telah diinokulasi dengan vaksin flu gratis sejak vaksin itu dilanjutkan pada 13 Oktober, dengan sekitar 350 kasus reaksi merugikan dilaporkan.
Kantor berita Yonhap menyebut jumlah kematian tertinggi terkait dengan vaksinasi flu musiman adalah enam pada tahun 2005. Para pejabat mengatakan sulit untuk membuat perbandingan dengan tahun-tahun sebelumnya, karena lebih banyak orang yang memakai vaksin tahun ini.