Pekanbaru, Gatra.com - Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru, Riau, Zaini Rizaldy mengatakan, kasus DBD di Kota Bertuah menembus angka 400 kasus.
Meski begitu sebagian besar dinyatakan sembuh. Sedangkan kasus kematian oleh DBD hanya ada satu kasus di Kota Bertuah tersebut.
"Minggu lalu ada 464 kasus, dan pasien DBD yang masih dalam perawatan cuma dua orang. Selebihnya, sudah ditangani dan sudah sembuh. Sedangkan yang meninggal satu orang di awal tahun," urainya, Selasa (21/10).
Sebagaimana diketahui, kasus DBD terjadi lantaran gigitan nyamuk aedes aegypti. Oleh sebab itu pola hidup bersih dan sehat harus diterapkan di sekitar tempat tinggal, jangan sampai jadi tempat kembang biayak nyamuk jenis ini.
"Faktor lingkungan punya peran vital dalam kasus DBD. Partisipasi masyarakat menjaga lingkungan sangat diperlukan, seperti menata lingkungan agar nyamuk aedes aegypti tidak bertelur," urainya.
Zaini menambahkan, untuk membendung kasus DPD, pihaknya menggalakkan penyuluhan untuk menyuarakan kebersihan lingkungan itu penting.
Adapun keberadaan Sungai Siak, yang membelah dua kota Pekanbaru, menjadi tantangan dalam mengurai ancaman DBD. Pasalnya, daerah aliran induk sungai maupun anak sungai, kerap menjadi tempat berakhirnya tumpukan sampah.
Kondisi tersebut memungkinkan munculnya sarang nyamuk, dan meningkatkan ancaman terhadap warga yang bermukim di dekat sungai.
Sementara itu, Pengamat Perkotaan Mardianto Manan menilai, kebersihan di bantaran Sungai Siak, hanya dapat optimal bila warga menjadikan sungai sebagai pekarangan depan rumah.
"Bila sungai dianggap pekarangan belakang, maka orang tidak merasa malu membuang sampah ke sungai. Di sisi lain warga yang jauh dari sungai, juga harus rajin mengecek drainase di lingkungan sekitar," tukasnya.