Home Internasional Imam Besar Al-Azhar Mesir: Menghina Agama Memicu Kebencian

Imam Besar Al-Azhar Mesir: Menghina Agama Memicu Kebencian

Roma, Gatra.com - Imam Besar al-Azhar Mesir, Sheikh Ahmed al-Tayeb menyesalkan pemenggalan seorang guru yang terjadi di Prancis namun mengingatkan bahwa menghina agama atas nama kebebasan berbicara, merupakan "ajakan untuk melakukan kebencian”. 

Pernyataan itu diungkapkan Sheikh Ahmed al-Tayeb dari institusi Islam Sunni Mesir dalam pidato pada hari Selasa, yang dibacakan di Capitol Square Roma, di depan pertemuan para pemimpin Kristen, Yahudi dan Buddha termasuk Paus Francis dan Kepala Rabbi Prancis Haim Korsia.

Mereka berkumpul untuk menandatangani seruan bersama untuk perdamaian.

"Sebagai seorang Muslim dan Syekh Al-Azhar, saya menyatakan bahwa Islam, ajarannya dan Nabi tidak bersalah dari kejahatan teroris yang jahat ini," kata Tayeb dalam pidatonya, merujuk pada pemenggalan kepala guru bahasa Prancis, Samuel Paty pada hari Jumat.

"Pada saat yang sama, saya menekankan bahwa menghina agama dan menyerang simbol suci mereka di bawah panji kebebasan berekspresi, merupakan standar ganda intelektual dan undangan terbuka untuk kebencian," katanya.

Dikutip AFP, Rabu (21/10), sebelumnya Paty, 47, seorang guru diserang dan dibunuh oleh seorang yang diketahui warna negara Chechnya yang berusia 18 tahun dalam perjalanan pulang dari sekolah menengah pertama, tempat dia mengajar di Conflans-Sainte-Honorine, dekat Paris.

Sebelumnya sang guru telah menunjukkan kepada murid-muridnya kartun Nabi Muhammad, sehingga membuat marah seorang ayah yang memimpin kampanye online melawan guru tersebut dan bertindak langsung melakukan pembunuhan terhadap guru tersebut. 

Pembunuhnya diketahui bernama Abdullakh Anzorov, yang sempat memposting gambar tubuh yang dipenggalnya di Twitter, sebelum dia ditembak mati oleh polisi.

"Teroris ini tidak berbicara untuk agama Nabi Muhammad, sama seperti teroris di Selandia Baru yang membunuh Muslim di masjid berbicara untuk agama Yesus," kata Tayeb dalam pidatonya.

Polisi telah menangkap 16 orang, termasuk seorang aliran yang dituduh islam radikal dan empat anggota keluarga Anzorov.

Al-Azhar, salah satu pusat pendidikan Islam terkemuka di dunia, pada bulan September mengutuk keputusan majalah satir Prancis Charlie Hebdo untuk mencetak ulang kartun Nabi Muhammad, ketika persidangan dibuka atas serangan teror 2015 di kantornya di Paris.

Pada Februari 2019, Paus Francis dan Sheikh Ahmed al-Tayeb menandatangani dokumen tentang "persaudaraan manusia untuk perdamaian dunia", yang mengutuk ekstremisme agama dan mendukung teroris.

3950

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR