Slawi, Gatra.com - Anggota Komisi IX DPR RI Dewi Aryani akan membantu pemasaran hasil pertanian Kabupaten Tegal, Jawa Tengah ke Jabodetabek. Hal itu diungkapkan Dewi saat berdialog dengan jajaran Dinas Pertanian dan para kelompok tani di aula kantor Dinas Pertanian setempat, Selasa (20/10).
Dewi mengatakan, pihaknya akan melakukan pendampingan petani-petani di Kabupaten Tegal sekaligus bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Petani (BUMP). "Saya akan mendukung dan memfasilitasi pemasaran hasil bumi Kabupaten Tegal ke Jabodetabek sehingga petani akan mendapatkan harga yang stabil," kata dia.
Dalam dialog itu, Dewi yang menjabat sebagai ketua di Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) pusat dan Direktur Pengembangan Usaha Koperasi HKTI pusat juga mengungkapkan kesiapannya membantu menyalurkan aspirasi para petani kepada pemerintah melalui HKTI.
Aspirasi tersebut mulai dari permasalahan pupuk, pengairan, budidaya pertanian hingga pemasaran hasil pertanian. “Saya ingin petani mendapatkan haknya secara proporsional. Kesulitan mereka dalam hal bibit, pupuk, irigasi hingga pemasaran sayur buah dan lain-lain dapat ditangani secara baik dan maksimal," tandasnya.
Menurut Dewi, petani adalah fondasi kehidupan masyarakat. Sebab tanpa petani kebutuhan pangan dan ketahanan pangan tidak akan terwujud. "Maka tugas pemerintah dan ormas pertanian HKTI bergandengan tangan menjadi pelindung petani Indonesia," ujar legislator PDIP itu.
Dalam kesempatan yang sama, Dewi juga menyerahkan secara simbolis beberapa peralatan pertanian kepada kelompok tani berupa combine harvester multi comodity yang merupakan alat kombinasi mesin untuk memanen tanaman serealia.
Mesin ini mengkombinasikan tiga operasi yang berbeda, yaitu menuai, merontokkan, dan menampi. Adapun serealia yang dipanen antara lain gandum, oat, rye, barley, jagung, kedelai, dan flax. Selain itu, Dewi juga menyerahkan beberapa unit power thresher atau alat untuk merontokkan padi menjadi gabah, sebagai alat bantu bagi petani untuk memisahkan gabah dengan jeraminya. Alat ini akan meminimalisasi gabah yang terbuang sehingga hasil gabah bisa maksimal.