Surabaya, Gatra.com - Massa tolak Omnibus Law kembali menggelar demonstrasi besar-besaran. Massa aksi yang terdiri dari mahasiswa, buruh, dan masyarakat Jawa Timur lainnya berdemo menolak UU Cipta Kerja di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (20/10).
Pantauan Gatra.com, mereka mulai melakukan long march dari Jalan Raya Darmo (Kebun Binatang Surabaya) sejak pukul 13.00 WIB ke Gedung Negara Grahadi. Hingga sekitar pukul 15.00 WIB mereka tiba di Grahadi lalu memulai aksi dan berorasi.
Namun, aksi demo kali ini tidak sepenuhnya steril. Polisi berpakaian preman menciduk belasan oknum tidak dikenal yang membaur diantara massa aksi.
Beruntung, belasan oknum tersebut tidak sempat membuat kerusuhan. Petugas lebih dahulu menciduk lalu menggiring mereka masuk ke dalam areal pos penjagaan di Gedung Grahadi
Dari hasil pemeriksaan di pos keamanan, belasan oknum tidak dikenal tersebut diketahui berstatus pelajar SMA. Ada enam orang yang memang datang ke Grahadi untuk bertindak anarkis.
"Mereka mengaku diajak demo melalui media sosial. Dari tangan mereka yang kami amankan, ada bola tennis (diduga untuk melakukan pelemparan)," kata Wakapolrestabes Surabaya AKBP Hartoyo di depan Gedung Negara Grahadi, Selasa (20/10).
Menurut Hartoyo, belasan pelajar SMA tersebut bukan dari elemen massa aksi manapun. Ia sudah melakukan pendataan dan komunikasi dengan semua massa aksi yang murni ingin berdemo tolak UU Cipta Kerja
"Mereka diindikasikan bukan dari kelompok massa aksi. Karena massa aksi sudah ada elemennya. Koordinator lapangan sudah berkomunikasi dengan kami," kata
Meski begitu, Hartoyo belum dapat memastikan bahwa oknum tersebut merupakan oknum geng anarko. Dirinya mengamankan gerombolan tidak dikenal tersebut sebagai upaya mencegah kericuhan.
Sementara, aksi demo kali ini berjalan cukup tertib dengan massa aksi yang duduk di jalanan sambil mendengarkan orasi dari orator massa aksi. Nampak beberapa anggota polisi membagikan minuman dan masker kepada massa aksi.