Home Internasional Pangan untuk Perdamaian

Pangan untuk Perdamaian

Komite Nobel Norwegia mengumumkan Program Pangan Dunia (WFP) sebagai penerima Nobel Perdamaian 2020. Mengatasai kelaparan diyakini bisa mengurangi bahkan menghilangkan konflik dan perang. WFP menjadi badan PBB ketujuh yang menerima Nobel Perdamaian.


Solidaritas internasional dan kerja sama multilateral kian dibutuhkan untuk mengatasi sejumlah persoalan global. Menandai urgensi itu, Komite Nobel Norwegia telah memutuskan untuk memberikan hadiah Nobel Perdamaian 2020 kepada Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP) pada Jumat, 9 Oktober lalu. 

"Hadiah Nobel diberikan atas upaya mereka untuk memerangi kelaparan, kontribusi dalam pemulihan perdamaian di daerah konflik, serta karena bertindak sebagai kekuatan pendorong dalam upaya mencegah penggunaan kelaparan sebagai senjata dalam perang dan konflik," ujar Ketua Komite Nobel Norwegia, Berit Reiss-Andersen, dikutip dari laman resmi Nobel Prize.

WFP adalah agensi yang didirikan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO) yang bernaung di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 1961. Kini, WFP mencatatkan diri sebagai oganisasi kemanusiaan terbesar di dunia yang khusus menangani kelaparan dan mendorong ketahanan pangan. Pada 2019, WFP memberikan bantuan kepada hampir 100 juta orang di 88 negara yang menjadi korban rawan pangan dan kelaparan akut.

Dikutip dari pernyataan pers PBB, WFP disebut sebagai organisasi yang berfokus pada bantuan darurat, pemulihan dan rehabilitasi, bantuan pembangunan, serta operasi khusus. Dua pertiga pekerjaan WFP berada di negara-negara yang terkena dampak konflik. Lokasi yang orang-orangnya tiga kali lebih mungkin mengalami kekurangan gizi daripada mereka yang tinggal di negara-negara tanpa konflik.

Pada 2015, pemberantasan kelaparan ditetapkan menjadi salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) PBB. WFP adalah instrumen utama PBB untuk mewujudkan tujuan tersebut. Keputusan ini diambil mengacu pada fakta makin tingginya kelaparan di seluruh dunia. Pada 2019, 135 juta orang menderita kelaparan akut. Itu adalah jumlah tertinggi dalam beberapa tahun. Sebagian besar peningkatan tersebut disebabkan oleh perang dan konflik bersenjata.

"Di mana ada konflik, di situ ada kelaparan. Di mana ada kelaparan, di situ sering terjadi konflik. Penghargaan ini adalah pengingat bahwa ketahanan pangan, perdamaian, dan stabilitas berjalan seiring. Tanpa perdamaian, kita tidak dapat mencapai tujuan global kita, yaitu nol kelaparan. Saat ada kelaparan, kita tidak akan pernah memiliki dunia yang damai," ucap Direktur Eksekutif WFP, David Beasley dalam pernyataan resminya.

Efek Covid-19 membuat lonjakan jumlah korban kelaparan di dunia makin tinggi. Komite memperkirakan, pandemi bisa menciptakan tambahan 265 juta orang yang kelaparan dalam satu tahun. Di sejumlah negara, seperti Yaman, Republik Demokratik Kongo, Nigeria, Sudan Selatan, dan Burkina Faso, kombinasi konflik kekerasan serta pandemi telah menyebabkan peningkatan dramatis jumlah orang yang hidup di ambang kelaparan.  "Dalam menghadapi pandemi, WFP telah menunjukkan kemampuan yang mengesankan untuk mengintensifkan upayanya," tulis Komite Nobel lagi. 

Ini merupakan perwujudan dari pernyataan WFP. "Hingga dunia memiliki vaksin medis, makanan adalah vaksin terbaik untuk melawan kekacauan," kata Beasley.

Dunia diyakini berada dalam bahaya mengalami krisis kelaparan dengan kondisi yang tak terbayangkan jika WFP dan organisasi bantuan pangan lainnya tidak menerima dukungan keuangan yang mereka butuhkan. Direksi Yayasan Nobel memutuskan para penerima hadiah Nobel 2020 masing-masing kategori menerima uang sebesar 10 juta Krona Swedia (sekitar Rp16,7 miliar). Jumlah ini naik 1 juta Krona dibanding tahun sebelumnya. 

"Hubungan antara kelaparan dan konflik bersenjata adalah lingkaran setan. Perang dan konflik dapat menyebabkan kerawanan pangan dan kelaparan, sebagaimana kelaparan dan kerawanan pangan dapat mengobarkan konflik laten serta memicu penggunaan kekerasan. Kita tidak akan pernah mencapai tujuan nol kelaparan kecuali kita juga mengakhiri perang dan konflik bersenjata," demikian pernyataan Komite Nobel.

***

Komite Nobel Norwegia ingin menekankan bahwa memberikan bantuan untuk meningkatkan ketahanan pangan tidak hanya mencegah kelaparan, tetapi dapat membantu meningkatkan prospek stabilitas dan perdamaian. WFP dinilai selama ini telah memimpin dalam menggabungkan kerja kemanusiaan dengan upaya perdamaian melalui sejumlah proyek perintis di Amerika Selatan, Afrika, dan Asia. 

WFP merupakan peserta aktif dalam proses diplomatik yang mencapai puncaknya pada Mei 2018 dalam pengadopsian Resolusi 2417 oleh Dewan Keamanan (DK) PBB. Saat itu, pertama kalinya DK secara eksplisit membahas hubungan antara konflik dan kelaparan.

DK juga menggarisbawahi kewajiban negara-negara anggota PBB untuk membantu memastikan bahwa bantuan makanan menjangkau mereka yang membutuhkan. DK mengutuk pula penggunaan kelaparan sebagai metode peperangan. 

Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, memuji WFP karena memenangkan penghargaan bergengsi ini. Sebelumnya, sejumlah badan PBB telah menerima Nobel Perdamaian juga. 

"WFP adalah penanggap pertama di dunia di garis depan kerawanan pangan. Mereka berani menghadapi bahaya dan bersedia menempuh jarak jauh untuk memberikan makanan penyelamat hidup bagi orang-orang yang hancur akibat konflik, yang menderita bencana, kepada anak-anak dan keluarga yang tidak tahu mau makan apa lagi," ujar Guterres.

Ia lantas mengingatkan bahwa krisis kelaparan akibat pandemi bukanlah satu-satunya ancaman yang paling besar saat ini. Tantangan global lainnya seperti perubahan iklim, tentu akan membuat krisis kelaparan makin parah. Oleh karena itu, solidaritas global pun makin mendesak untuk diperkuat.

Pada 2020, ada 318 kandidat (211 individu dan 107 organisasi) penerima Nobel Perdamaian. Pada Nobel Perdamaian, komite terdiri dari lima orang yang ditunjuk oleh Parlemen Norwegia. Setelah diumumkan Oktober ini, upacara pemberian hadiah dilakukan pada Desember mendatang di Oslo, Norwegia.

Flora Libra Yanti


Lebih Dekat dengan WFP

Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP) adalah organisasi kemanusiaan terkemuka yang memiliki visi menyelamatkan nyawa dan mengubah hidup dengan cara memberikan bantuan makanan dalam keadaan darurat, serta bekerja dengan masyarakat untuk meningkatkan gizi dan membangun ketahanan.

Dikutip dari laman situs WFP, komunitas internasional ini berkomitmen mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, dan peningkatan gizi pada 2030. Saat ini, satu dari sembilan orang di seluruh dunia masih belum memiliki cukup makanan. 

Pada 2019, WFP membantu 97 juta orang di 88 negara. Jumlah ini terbesar sejak 2012. Adakalanya WFP mengirim 5.600 truk, 30 kapal, dan hampir 100 pesawat untuk mengantarkan makanan dan bantuan lainnya kepada mereka yang paling membutuhkan. 

Setiap tahun, WFP mendistribusikan lebih dari 15 miliar jatah makanan dengan perkiraan biaya rata-rata per jatah sebesar US$0,61 (Rp9.000). Pada 2019, WFP menyediakan 4,2 juta metrik ton makanan dan US$2,1 miliar (sekitar Rp31 triliun) uang tunai dan voucer.

Upaya WFP berfokus pada bantuan darurat, pertolongan dan rehabilitasi, juga bantuan pembangunan dan operasi khusus. Dua pertiga dari pekerjaan WFP berada di negara-negara yang terkena dampak konflik. Hal ini karena penduduk di negara-negara tersebut tiga kali lebih mungkin mengalami kekurangan gizi dibanding yang tinggal di negara tanpa konflik. Begitu pula dengan pengiriman bantuan ke tempat-tempat bencana.

Proyek pengembangan WFP berfokus pada nutrisi, terutama untuk ibu dan anak. Termasuk menangani malnutrisi sejak tahap paling awal melalui program yang menargetkan 1.000 hari pertama sejak konsepsi hingga anak berusia dua tahun dan melalui makanan sekolah.

WFP adalah organisasi kemanusiaan terbesar yang menerapkan program pemberian makanan di sekolah di seluruh dunia dan telah melakukannya selama lebih dari 50 tahun. Pada 2019, WFP menyediakan makanan sekolah untuk lebih dari 17,3 juta anak di 50 negara, sering kali di daerah yang paling sulit dijangkau.

Didanai sepenuhnya oleh sumbangan sukarela, WFP berhasil memecahkan rekor penerimaan sumbangan US$8 miliar pada 2019. WFP bermitra dengan lebih dari 1.000 LSM nasional dan internasional.

WFP diatur oleh 36 anggota Dewan Eksekutif. WFP bekerja erat dengan dua organisasi rekanannya yang berbasis di Roma, Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO) serta Dana Internasional untuk Pengembangan Agrikultural (International Fund for Agricultural Development/IFAD).

Flora Libra Yanti


Badan PBB Penerima Nobel Perdamaian

1. Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (United Nations High Commissioner for Refugees/UNHCR): 1954 dan 1981

2. Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organization/ILO): 1969 

3. Pasukan Perdamaian PBB (United Nations Peacekeeping Forces): 1988 

4. PBB dan Sekjen Kofi Annan: 2001 

5. Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA): 2005 

6. Panel Antar-pemerintah Tentang Perubahan Iklim (Intergovernmental Panel on Climate Change/IPCC): 2007

7. Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP): 2020

Sumber: PBB