Semarang, Gatra.com - Badan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan pengaruh La Lina bisa meningkatkan curah hujan mencapai 40% dari hujan normal.
Masyarakat Jawa Tengah (Jateng) agar waspada terhadap datangnya bencana banjir dan tanah longsor pada musim penghujan.
Menurut Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Semarang Tuban Wiyoso hujan sudah mulai mengguyur sebagian wilayah Jateng dan mulai meningkat pada bulan November hingga Desember 2020.
“Puncak curah hujan di Jateng diperkirakan pada Januari hingga Februari 2021,” katanya di sela Prime Topic Trijaya FM bertajuk “Mitigasi dan Siaga Fenomena La Nina” di Gets Hotel, Semarang, Senin (19/10).
Tuban mengatakan, dampak terhadap La Nina berbeda-beda, paling tinggi di wilayah Jateng selatan seperti Kebumen, Purweraja, Cilacap, Banyumas, dan Purbalingga, serta wilayah bagian utara.
Bila curah hujan normal rata-rata di bawah 50 per dasarian, maka adanya pengaruh La Nina curah hujan dapat meningkat antara 20% hingga 40%.
“Keadaan ini harus diwaspadai masyarakat dan pemerintah melakukan langkah antisipasi terjadinya banjir,” ujarnya.
Kasi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencan Daerah (BPBD) Jateng Adi Widagdo dalam kesempatan sama mengatakan, telah melakukan mitigasi kebencanaan serta melakukan langkah-langkah penanganan.
Menurutnya, pengaruh La Lina akan menambah curah hujan cukup tinggi mencapai 40% dampaknya lebih besar, sehingga perlu kewaspadaan mulai sekarang.
“Kepada warga yang tinggal di daerah rawan banjir dan tanah longsor agar bisa membaca tanda alam atau fenomena alam sehingga bisa menyelamatkan diri dan harta benda dari bencana,” ujarnya.
BPBD Jateng, lanjut Adi, telah melakukan pemantauan situasi di lapangan, mendirikan posko di daerah, serta menyiapkan logistik, dan peralatan.
“Logistik disiapkan di BPBD kabupaten/kota sehingga ada masyarakat membutuhan bisa cepat disalurkan,” katanya.
Sedangkan Ketua Komisi E DPRD Jateng Abdul Hamid, mengatakan, menghadapi La Nina harus dipersiapkan logistik dan relawan sehingga bila terjadi bencana bisa diatasi dengan baik.
“Masyarakat sekitar dan pemerintah daerah persiapkan secara matang dengan bersumber pada data bencana di daerah masing-masing,” ujarnya.