Home Politik Sandiaga soal Ciptaker: UU yang Baik Itu Memihak Rakyat

Sandiaga soal Ciptaker: UU yang Baik Itu Memihak Rakyat

Jakarta, Gatra.com - Ketua Relawan Indonesia Bersatu Lawan Covid-19, Sandiaga Salahuddin Uno, turut menanggapi polemik Omnibus Law Undang-Undang (UU) Cipta Kerja (Ciptaker). Ia mengatakan, UU yang paling baik adalah yang isinya berpihak kepada rakyat.

Awalnya, politikus Partai Gerindra itu menyatakan, niat keseluruhan dari dibuatnya UU Ciptaker ini adalah untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Beberapa survei nasional, kata Sandi, menunjukkan bahwa masyarakat khawatir dengan lapangan pekerjaan.

Ia menyebut bahwa 97% lapangan pekerjaan berasal dari UMKM. UMKM juga menyumbangkan 60% kontribusi ke perekonomian negara. Namun, Sandi menyebut kebijakan yang diberikan harus imbang dan berpihak kepada rakyat.

"Harus ada satu narasi utama yang harus direafirmasi bahwa sebaik-baiknya undang-undang itu harus yang berpihak kepada rakyat," kata Sandi dalam webinar Rilis Survei Nasional Indikator Politik Indonesia, Minggu (18/10).

Sandi menjelaskan, produk hukum tersebut masih abu-abu, atau dalam analoginya "menebak buah manggis". Sejauh ini, UU itu belum diketahui apakah mendapatkan dukungan atau penolakan telak dari masyarakat.

"Ini tebak-tebakan buah manggis. Kita enggak tahu ada dukungan atau enggak dari masyarakat. Karena di sini belum diuji," kata eks Cawapres itu.

Kata Sandi, masyarakat sebenarnya ingin ada aturan yang komprehensif untuk menghasilkan lapangan kerja, mengembalikan mata pencaharian sehingga bisa meningkatkan penghasilan. Hal itu diketahui dari Focus Group Discussion (FGD) yang ia ikuti, meski tak merincikan diskusi itu lebih lanjut.

Ekswakil gubernur DKI Jakarta itu menambahkan, UU Ciptaker sebenarnya bisa dibahas lebih jernih apabila masalah politiknya dihapus. Ia mengakui, meski pembahasan ini sudah ada sejak awal tahun, sosialisasi dan edukasi terkait UU ini masih perlu dimasifkan.

Sandi mengaku masih membaca draft UU yang berisi sekira 800 halaman, draft yang paling akhir--meski sudah disahkan dan sempat berubah-ubah jumlah halamannya--yang akan diberikan kepada Presiden Joko Widodo.

Sandi menutup sesi pembicaraannya dengan menyampaikan bahwa yang terpenting adalah mengatasi wabah Covid-19 terlebih dahulu. Setelahnya, baru membereskan perekonomian.

"Intinya kita harus fokus lawan Covid-19. Sekarang bagaimana tim medis menurunkan risiko kesehatan publik. Dan kita lihat di mana ekonomi yang paling berdampak dan bisa meringankan hidup masyarakat yang paling berat," ujarnya. 

2165