Slawi, Gatra.com - Lonjakan jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah memunculkan klaster penularan di puskemas. Hampir seluruh puskesmas terdapat tenaga kesehatan (nakes) yang terpapar Covid-19.
"Hampir semua puskemas ada tenaga kesehatan yang positif Covid-19. Mayoritas yang positif itu OTG (orang tanpa gejala)," ungkap Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal, Joko Wantoro, Sabtu (17/10).
Menurut Joko, di sejumlah puskesmas, temuan kasus Covid-19 tersebut memunculkan klaster karena ada lebih dari satu tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19.
"Satu puskesmas rata-rata ada satu hingga tiga orang yang positif. Itu antar puskesmas tidak saling berhubungan, makanya saya tidak bilang semua kasus puskesmas itu kluster. Kalau yang tertular lebih dari satu itu baru bisa disebut klaster, seperti di Balapulang dan Kedungbanteng," jelasnya.
Joko mengatakan, puskesmas-puskesmas yang terdapat kasus positif Covid-19 tidak dilakukan penutupan. Hal ini mempertimbangkan pelayanan kepada masyarakat.
"Puskesmas tidak ditutup. Tenaga kesehatan yang positif diminta libur dan dilacak kontak eratnya, termasuk warga yang pernah dilayani. Yang sehat tetap bekerja. Puskesmas juga disemprot disinfektan," ujarnya.
Terkait terus meningkatnya jumlah kasus, termasuk munculnya klaster puskesmas, Joko mengatakan pemerintah sudah melakukan upaya untuk menekan. Namun masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan membuat lonjakan kasus masih terus terjadi.
"Upaya-upaya antisipasi sudah kami lakukan, tapi manusianya itu lho susah diatur. Disuruh menerapkan protokol kesehatan tidak jalan," kata Joko.
Hingga Sabtu, jumlah kasus positif Covid-19 tercatat sudah mencapai 478 orang. Dari jumlah itu, 80 orang dirawat, 358 orang sembuh dan 40 orang meninggal. Jumlah kasus itu setelah ada penambahan 63 kasus baru dalam sepekan terakhir.