Kupang, Gatra.com - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggratiskan biaya rapid dan swab test mulai 16 Oktober 2020 untuk semua warga yang mau bepergian keluar NTT. Penggratisan dua jenis pemeriksaan terkait Covid-19 ini menyusul terbitnya Pergub NTT, 15 Oktober 2020.
“Masyarakat NTT tidak lagi dibebani dengan biaya untuk rapid dan swab test. Saya telah menandatangain Pergubnya kemarin dan berlaku hari ini. Semua masyarakat yang mau keluar NTT bebas biaya rapid dan swab test,” kata Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, ketika meluncurkan Laboratorium Biomolekuler Kesehatan Masyarakat Provinsi NTT, JUmat (16/10).
Peluncuran Laboratorium Biomolekuler ini, jelas Viktor Bungtilu Laiskodat, merupakan kerja sama Pemprov NTT, Universitas Nusa Cendana, dan Forum Academia NTT.
“Terobosan yang dibuat Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang dan Forum Academia NTT ini, perlu diapresiasi. Karena itu Pemrov NTT putuskan kerja sama untuk membantu masyarakat soal biaya rapid dan swab test bagi yang ingin bepergian keluar NTT,” jelas Viktor.
Lebih lanjut Gubernur Viktor mengatakan, riset-riset merupakan salah satu hal yang dilakukan oleh kaum intelektual untuk menghasilkan kemajuan pembangunan di berbagai bidang. Salah satunya pada bidang pelayanan kesehatan.
“Belum lama ini melalui riset di Nusa Tenggara Timur, telah ditemukan bahwa tumbuhan Faloak dapat menyembuhkan penyakit Hepatitis C. Ini sangat bagus karena untuk penyakit ini sampai-sampai saat ini vaksinnya belum ditemukan. Ini merupakan suatu loncatan bagi kita dan membuktikan bahwa anak NTT mampu,” jelas Viktor.
Sementara itu, Rektor Universitas Nusa Cendana, Prof. Ir. Fred Lukas Benu, M.Si., Ph.D., memberikan apresiasi kepada Pemprov NTT yang ikut membantu adanya laboratorium tersebut.
“Saya apresiasi yang sangat besar pada Gubernur dan Wakil Gubernur yang berkenan untuk mendorong adanya laboratorium biomolekuler kesehatan masyarakat di Provinsi ini, kerja sama dengan kami Universitas Nusa Cendana atas inisiasi dari adik-adik di Forum Academia NTT,” kata Fred.
Sementara itu, dr. Firma Inabuy dari Forum Academia NTT menjelaskan, Laboratorium tersebut dinamakan Laboratorium Kesehatan masyarakat karena tujuan laboratorium ini bukan untuk diagnosa atau mengobati tetapi menjaga masyarakat tetap sehat melalui upaya surveilance yang berbasis biomolekuler.
“Artinya, kita menggunaka PCR untuk menentukan strategi-strategi pencegahan penularan penyakit. Dan dalam konteks pandemi Covid-19 agenda dari laboratorium ini adalah melakukan full test, yakni screnning massal, untuk mendetkesi kelompok mana yang orangnya terinfeksi dan kelompok mana yang belum,” ujar Firma.