Pekanbaru, Gatra.com - Persoalan abrasi yang mendera sejumlah pulau terluar Indonesia seperti di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau, masuk dalam program prioritas daerah perbatasan. 

Menurut Pelaksana Tugas Bupati Kabupaten Bengkalis, Syahrial Abdi, persoalan abrasi hanya satu dari sekian persoalan utama di pulau terluar. 

"Program prioritas daerah perbatasan  itu adalah lima, ada penanganan abrasi, fasilitas puskesmas rawat inap, keberadaan pos lintas batas, pembangunan dan pemantapan jalan serta pembangunan jembatan," kata Syahrial kepada Gatra.com, Jumat (16/10). 

Terkait persoalan abrasi, Pemerintah Kabupaten Bengkalis bakal mensiasatinya dengan membentuk pemecah ombak di pinggiran pulau. Sesuai namanya pemecah ombak akan menjadi tameng daratan dari terpaan ombak. Tameng ini umumnya berbentuk batu yang ditebar di area terpapar abrasi. 

"Kita upayakan program ini dibantu pemerintah pusat (anggaran negara)," ujarnya. 

Adapun Kabupaten Bengkalis dihadapkan dengan dua persoalan abrasi. Pertama abrasi yang menerpa Pulau Bengkalis, kedua abrasi yang menghantam Pulau Rupat. Selain abrasi yang menerpa dua pulau tersebut, Provinsi Riau juga direpotkan abrasi yang mendera Pulau Rangsang Kabupaten Kepulauan Meranti. Daratan ketiga pulau tersebut terkikis oleh hempasan ombak Selat Malaka. 

Gubernur Riau Syamsuar menyatakan pihaknya tidak memiliki dana untuk membereskan abrasi di tiga pulau tersebut. Terlebih, abrasi pantai di tiga pulau itu, juga dibarengi kerusakan mangrove seluas 16 ribu Hektare. Data pemerintah daerah menemukan, panjang pantai yang terkikis abrasi mencapai lebih dari 160 kilometer. 

Sedangkan taksiran biaya yang dibutuhkan untuk menanggulangi abrasi sepanjang 1 kilometer mencapai Rp15 miliar. 

Abdi menambahkan saat ini ada 5 kecamatan di Kabupaten Bengkalis yang masuk dalam 5 kecamatan prioritas nasional. Kelima kecamatan tersebut meliputi: Kecamatan Rupat Utara, Kecamatan Rupat, Kecamatan Bandarlaksamana, Kecamatan Bantan dan Kecamatan Bengkalis.