Banyumas, Gatra.com – Petani kentang di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah mengaku kapok mengikuti program tanam bawang putih yang diselenggarakan pemerintah untuk mengatasi tingginya harga bawang putih di pasaran. Pasalnya, saat panen, harga jatuh lantaran masuknya bawang putih impor.
Ketua Asosiasi Petani Kentang Banjarnegara, Ahmad Mudasir menilai program pemerintah itu telah gagal. Padahal, sebelumnya ribuan hektare ribuan petani kentang di Kabupaten Banjarnegara, Batang, Wonosobo, dan Temanggung mengganti tanaman kentang yang harganya rendah ke budidaya bawang putih yang berharga tinggi.
Namun, saat panen raya pada Juni-Juli 2020 lalu, bawang putih impor justru membanjiri pasaran sehingga harga bawang putih anjlok. Akibatnya, petani tak mau lagi bertanam bawang putih lantaran trauma. Terlebih, ada lahan petani yang bawang putihnya tidak dipanen.
“Saat panen raya bawang putih itu, tidak ada mitra yang datang, bahkan informasinya impor bawang masuk. Kan aneh, pada saat petani panen kenapa ada bawang putih impor masuk,” katanya.
Akibatnya, kata dia, tak ada pembeli yang mau menyerap bawang putih petani. Bahkan, perusahaan mitra yang sebelumnya berjanji akan menyerap hasil panenan pun tak mau membeli produk petani. Padahal program ini dibiayai oleh APBN dan digelar dalam skala luas, mencapai ribuan hektare di empat kabupaten. Akibatnya, banyak bawang putih di lahan yang tak dipanen dan busuk.
"Kemarin kenyataannya ujji coba tanaman bawang putih. Itu kan banyak sekali programnya ya, ada kemitraan, ada yang bersumber dari APBN, itu loh. Tetapi ternyata,” ujarnya.
Mudasir menjelaskan, akibat jatuhnya harga bawang putih, petani kembali menanam kentang meski harganya rendah. Sebab, budidaya kentang lebih mudah dibanding bawang putih. Selain itu, meski berharga murah, kentang tetap terserap pasar.
Menurut dia, kini tak ada lagi petani yang mau menanam bawang putih. Selain biaya yang tinggi, budidaya tanaman bawang putih juga lebih rumit dan menguras tenaga. “Kentang murah, tapi petani jadi punya benih untuk ditanam di periode berikutnya. Jadi sudah relatif menghemat biaya terbesar,” jelasnya.