Karanganyar, Gatra.com- Keterbatasan modal dari pemerintah desa tak membuat pengelola Agrowisata Kembang Desa di Desa Dawung, Kecamatan Matesih, Karanganyar, Jawa Tengah patah arang untuk mengembangkan usahanya. Untuk menambal kekurangan modal pembangunan, mereka menjual saham secara eceran ke para investor dari berbagai kalangan.
Nilai saham yang dijual Rp1 juta. Adapun jumlah saham yang sudah dimiliki masyarakat mencapai 200 lembar. Uang yang terkumpul ditambah modal BUMDes Mantep senilai Rp15 juta dan APBDes 2020 sebesar Rp 52 juta, ternyata belum cukup untuk melunasi kebutuhan pembangunan agrowisata yang mencapai Rp496.945.000.
Kepala Desa Dawung, Suyadi mengatakan Agrowisata Kembang Desa merupakan mimpi yang hampir terwujud. Berbagai pihak menyokong pembukaan obyek wisata milik desa yang terletak di lereng Gunung Lawu itu. Modal awal berupa lahan kas desa berukuran 6.000 meter persegi. Pemerintah desa menyewakan ke pengelola Kembang Desa Rp12 juta per tahun.
"Modal awal terkumpul mencapai Rp267.401.000. Ini didapatkan dari bantuan APBDes dan BUMDes. Masih ditambah penjualan saham," katanya kepada Gatra.com, Kamis (15/10).
Modal awal tersebut ternyata belum cukup untuk memenuhi kebutuhan pembangunan yang diprediksi menghabiskan anggaran Rp496.945.000. Pembangunannya berlangsung selama 2,5 bulan yang sudah dimulai pertengahan Juli lalu.
Kembang Desa berisi kebun bunga dan buah yang berlokasi 12 kilometer dari pusat kota Karanganyar. Selain dapat melakukan swafoto, pengunjung dapat wisata petik buah dan sayur sambil menikmati indahnya bunga Celosia yang beraneka warna.
Dalam 14 hari dibuka, pengelola mampu meraup penghasilan Rp52.170.000. Per tiket dijual Rp5.000. Kondisi menggembirakan tersebut diandalkan untuk menambal kembali kebutuhan pembangunan yang nyaris setengah miliar rupiah.
Ke depan bakal dibangun tempat berenang anak dan dewasa serta waterboom. "Kami juga berencana membuat pengembangan budidaya anggur pada lahan 1 hektare bekerjasama dengan ahli anggur dari Cilacap agar Desa Dawung bisa jadi Desa Wisata anggur," kata Suyadi.