Kuala Lumpur, Gatra.com – Kepolisian Malaysia pada Kamis (15/10) mengatakan bahwa mereka telah memanggil pemimpin oposisi Anwar Ibrahim untuk membantu penyelidikan terhadap daftar anggota parlemen federal yang viral diduga mendukung upaya Anwar menjadi perdana menteri.
Dikutip Reuters, Kamis (15/10), Sebelumnya, Anwar pada Selasa bertemu dengan Raja Al-Sultan Abdullah dalam upaya untuk membuktikan bahwa ia memiliki sokongan mayoritas parlemen yang dapat meyakinkan untuk menggantikan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin, dan membentuk pemerintahan baru.
Direktur departemen investigasi kriminal Huzir Mohamed mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Anwar telah diminta untuk memberikan pernyataan pada hari Jumat atas permintaan yang diajukan ke polisi mengenai daftar 121 anggota parlemen (anggota parlemen), yang dikatakan mendukung tawarannya. Yang belakangan menjadi viral di media sosial.
"Hingga saat ini, total 113 laporan polisi telah diterima," kata Huzir mengenai pengaduan tersebut.
Polisi tidak merinci siapa saja yang melaporkan pengaduan, namun Huzir mengatakan masih dalam penyelidikan sebagaimana ketentuan di bawah hukum pidana dan undang-undang multimedia, yang secara terpisah mencakup pernyataan kebohongan yang bisa mengganggu publik.
Sebagaimana diatur, ancaman hukuman untuk pelanggaran tersebut termasuk hukuman penjara hingga dua tahun dan denda.
Soal itu, kantor Anwar tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Pada konferensi pers setelah pertemuannya dengan raja pada hari Selasa, Anwar mengatakan dia memiliki lebih dari 120 anggota parlemen yang mendukung pencalonannya. Namun, istana kemudian mengatakan Anwar hanya memberikan jumlah anggota parlemen yang menurutnya mendukung pencalonannya, dan bukan membuka identitas siapa anggota parlemen dimaksud.
Klaim Anwar untuk jabatan perdana menteri telah memicu terjadinya perselisihan politik baru di Malaysia, yang sekaligus bergulat di tengah kasus virus corona baru-baru ini dan ancaman resesi sejak krisis keuangan global.
Jika Anwar berhasil mengamankan posisinya dan meyakinkan raja, maka itu akan menjadi puncak dari pencarian selama 22 tahun, menjadi perdana menteri termasuk hampir 10 tahun penjara atas tuduhan sodomi. Itu juga berarti Malaysia akan memiliki perdana menteri ketiganya tahun ini.