Sragen, Gatra.com - Sekelompok warga Kabupaten Sragen mendeklarasi coblos kotak kosong dalam Pilkada serentak 9 Desember 2020. Mereka ingin mengedukasi masyarakat bahwa memilih kotak kosong di surat suara sah dan dibolehkan.
Hal itu disampaikan Ketua Panitia Deklarasi Coblos Kotak Kosong Pilkada Sragen, Jamaludin Hidayat kepada wartawan usai deklarasi di Sragen, Rabu (14/10). Ia mengatakan, informasi yang beredar di masyarakat, memilih kotak kosong merupakan hal yang salah. Masyarakat seakan diintimidasi agar menggunakan hak suaranya tertuju paslon tertentu. Jika memilih kotak kosong dianggap golput padahal itu dua hal berbeda.
"Masyarakat jangan ditakut-takuti dengan mencoblos kotak kosong bakal bermasalah. Kita akan mengedukasi dengan membentuk tim tingkat kabupaten, kecamatan dan desa. Kami berswadaya. Personelnya relawan," katanya.
Dalam gerakan itu, kelompok tersebut membentuk formatur. Ke depan akan menyusun program. Tujuannya selain mengedukasi tentang sah coblos kotak kosong juga mendesak KPU dan Bawaslu membolehkan relawannya masuk ke TPS saat pemilihan suara. Relawannya akan mengawasi jalannya pemilu, terutama jika muncul kecurangan.
Inisiator deklarasi coblos kotak kosong, Rus Utaryono menyayangkan kontestasi politik di Pilkada Sragen. Sebab, paslon Yuni-Suroto seakan dikondisikan supaya tak memiliki penantang.
"Geram. Kenapa parpol enggak memberi rekomendasi. Padahal ada kandidat penantang Yuni-Suroto. Ini fenomena baru di Sragen ada kotak kosong. Apakah terus berlangsung oligarkhi. Sedangkan masyarakat belum banyak tahu memilih kotak kosong itu juga dihitung. KPU dan Bawaslu harusnya juga aktif menyosialisasikannya. Jangan biarkan masyarakat tak tahu substansinya," katanya.
Sementara itu Ketua Timses Paslon Kusdinar Untung Yuni Sukowati (Yuni)- Suroto, Untung Wibowo Sukowati memastikan sosialisasi pasangannya digarap secara berhati-hati agar tak menyalahi aturan kampanye. Salah satu caranya dengan menggelar lomba virtual dalam balutan kampanye non tatap muka. Ini dalam rangka mematuhi protokol kesehatan pemerintah.
"Karena ini aturan baru, kita coba. Kalau enggak seperti itu (kampanye virtual) bagaimana cara menyapa masyarakat?" kata Bowo, sapaan akrabnya.
Kampanye tatap muka tak bisa lagi dilakukannya demi mematuhi protokol kesehatan. Melalui kampanye virtual, sebenarnya ia membantu KPU dan Bawaslu dalam menyukseskan pemilu. Meski di Pilkada Sragen hanya diikuti satu paslon saja, namun jangan sampai masyarakat apatis.
"Masyarakat harus gunakan hak pilihnya. Semakin (timses Yuni-Suroto) gencar menyosialisasikan, saya yakin masyarakat semakin aware," katanya.