Sarolangun, Gatra.com - Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Thaha Jambi, melakukan pemetaan dan penelitian tanaman obat herbal dalam kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) di Desa Pematang Kabau, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, Selasa (13/9).
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Thaha Saifuddin Jambi, Prof Su'aidi, mengatakan pemetaan tanaman herbal dan tabib bertujuan untuk pemetaan jenis obat-obat apa saja dan daun-daun apa saja, dan dimana saja adanya serta dukun dimana saja yang menggunakan daun tersebut selama ini.
"Setelah memperoleh informasi itu, contoh-contoh sampel ini akan kita tanam, akan kita budidayakan untuk keberlanjutan dan pada saatnya nanti akan kita uji di labor. Target jangka panjangnya itu adalah obat-obatan herbal, kalau bahasa kita ini obat dusun," katanya kepada Gatra, Rabu (14/9).
Ia menyebut, sebelum memasuki kawasan TNBD ini pihaknya sudah memutari Kabupaten Tebo, Bungo, Merangin, Jangkat, Gunung Masurai, Danau Pauh dan sekarang di kawasan Bukit Duabelas.
"Ekspedisi kali ini, kami sampai pada pemetaan secara keseluruhan jenis-jenis obat-obatan, dedaunan, jumlah dukun, dukun apa saja yang ada di Provinsi Jambi ini dan seluruh Kabupaten/Kota," ujarnya.
Setelah itu nanti, ingin mengatahui sudah pemetaan ini. Langkah berikutnya itu pihaknya akan mengadakan penanaman di kawasan Kampus Mendalo Jambi, setelah itu akan di uji labor jenis-jenis obat tersebut.
"Obat dusun yang selama ini dipakai dedaunan dengan air semacamnya akan kita ubah kecil dalam bentuk sederhana, sehingga terjangkau oleh masyarakat luas walaupun mereka jauh dari hutan seperti ini," katanya.
Su'aidi menjelaskan, dari kegiatan ini, bahwa UIN Jambi ingin memproduksi obat-obatan herbal ini. Tapi target yang lebih penting yaitu juga ikut bersama-sama memelihara alam, lingkungan hidup ini.
Dengan adanya pembudidayaan ini nanti diharapkan muncul kesadaran betapa pentingnya alam yang selama ini di rusak, sekarang mencoba menjaga dedaunan, tumbuh-tumbuhan, pepohonan, yang selama ini ternyata bermanfaat berkhasiat untuk obat-obatan.
"Jadi, jangka pendeknya itu pemetaan, setelah itu kita uji coba dalam bentuk produk obat-obat herbal," ujar Su'aidi.
Su'aidi menyebut yang dilibatkan dalam program kegiatan ini yaitu tim pemetaan kawasan, dari laboratorium, biologi, ahli tumbuh-tumbuhan, ahli sosial politik yang kaitannya dengan pengelolaan. Nanti akan dilihat saran dan rekomendasi tindaklanjut apa saja yang cocok untuk diambil Pemerintah secara nasional maupun internasional.
Menurutnya, memelihara alam seperti ini sangat penting, ketika orang lain berusaha untuk mengeksploitasinya. Jadi, jangka panjangnya ada produk-produk herbal yang keluar dari khasanah kekayaan alam, yang nanti dapat membantu masyarakat lokal, nasional dan internasional.
"Kita juga melibatkan Suku Anak Dalam (SAD), yaitu pak Betaring dan temenggung rimbo. Dalam penelitiannya nanti Temenggung Rimbo kita akan minta sebagai asisten penelitian dilapangan untuk jangka panjang dan terus menerus," katanya.
Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pihak UIN ini juga di dampingi pihak pengelola Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) melalui resort Air Hitam di awali dengan pemaparan tentang kawasan TNBD tersebut.
Kepala resort Air Hitam Wawan Hermawan mengatakan, taman nasional ini termasuk yang unik di Indonesia. Jika ditempat lain lebih kepada flora dan faunanya, kalau disini ada penghuninya. Yaitu warga Suku Anak Dalam (SAD) dan berbagai tanaman herbal.
"Tanaman obat ini lebih kurang 1 hektar berada di zona pemanfaatan. Penelitian tentang penetapan tanaman obat ini dilakukan sejak tahun 1998. Yang dilakukan bersama Dinas Kesehatan, Lipi, IPB dan juga melibatkan tokoh Suku Anak Dalam (SAD)," kata Wawan.
Pemetaan ini juga dalam pantauan Pemerintah Kabupaten Sarolangun, melalui Camat Air Hitam, Bustra Desman, dan di dampingi tim Palala Sarolangun sebuah komunitas yang konsen mengeksplorasi berbagai objek wisata dalam Kabupaten Sarolangun.