Pati, Gatra.com - Ketua Perkumpulan BUMDes Mina Tani (Perbumi) Pati, Sukamad menyebut generasi milenial merupakan satu di antara potensi desa yang perlu dilibatkan dalam unit usaha BUMDes. Mengingat sosok muda memiliki banyak kreativitas, sehingga sayang jika talenta ini tidak dilibatkan.
Pria yang juga Ketua Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Hasil Makmur ini mengatakan, untuk unit usaha BUMDes Hasil Makmur Desa Tambahmulyo, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, hampir 100 persen melibatkan tenaga muda dalam mengelola unit usaha pertanian. Apalagi 60 persen warga setempat menggantungkan hidup dari lahan pertanian.
“Ini adalah potensi, apalagi peran anak muda sangat penting, banyak anak muda yang tergabung dalam karang taruna, kelompok agama, kelompok pengajar, kita gandeng. Karena kami sangat sadar, bahwa kehadiran jiwa muda baik tenaga dan pikiran sangat diperlukan,” ujarnya saat ditemui di rumahnya, Senin (12/11).
Dijelaskannya, para tenaga muda ini sebelumnya diberikan pelatihan-pelatihan khusus, misalnya untuk mengemas beras berkualitas yang dihasilkan di petani desa. Untuk kemudian diberikan tanggung jawab dalam mengolah, mengelola, dan memasarkan.
Uniknya dengan melibatkan mereka, tingkat produktifitas dan pemasaran turut mengalami peningkatan. “Bahkan, alat untuk memblower beras ini 100 persen merupakan buatan anak muda. Dan berasnya ini sudah kita pasarkan, termasuk beras perlakuan organik yang kualitasnya tidak kalah dengan beras pabrikan,” jelasnya.
Selain unit usaha pertanian, BUMDes Hasil Makmur memiliki unit usaha produktif lain untuk mendongkrak perekonomian warga. Di antaranya pengelolaan embung, toko pertanian, pengelolaan sampah, pembuatan pupuk organik dan pestisida nabati.
Menengok ke belakang, BUMDes ini berdiri pada tahun 2016 hanya saja saat itu banyak program lama yang cenderung dipaksakan dan tertuang dalam AD/ART. Pihaknya pun merombak total lantaran sadar bahwa fungsi badan usaha ini sangat luas, khususnya untuk mengangkat potensi daerah.
“Saya sebagai ketua mempelajari itu tidak cukup satu tahun, tahun-tahun pertama kami akui berat karena banyak kegiatan monoton dan tidak bermanfaat, misalnya simpan pinjam. Maka dari itu kita rubah menjadi kegiatan riil, sehingga ada benefitnya, ada manfaatnya, tetapi tetap memerhatikan profit,” ungkapnya.
Hingga pada tahun 2019 pihaknya masuk ke dalam usaha produktif di bidang pertanian. Tidak hanya membeli hasil pertanian, tetapi juga turut mengedukasi, menyediakan kebutuhan, dan menuntaskan permasalahan yang dihadapi petani.
“Caranya dengan mengkaji permasalahan petani, produktivitasnya gimana, efisiensinya gimana, kepercayaan petani gimana. Contohnya petani kesulitan mendapatkan pupuk, di sini BUMDes hadir sebagai penyedia pupuk. Pupuk kimia bukan solusi, maka dari itu kita munculkan pupuk organik,” bebernya.
Hasilnya dengan perlakuan organik dan pengelolaan secara profesional, pada MT II hasil panen meningkat hingga 3-5 kali lipat. Positifnya, Desa Tambahmulyo dijadikan desa menuju pertanian organik karena banyaknya petani yang beralih pada cara-cara yang memerhatikan lingkungan.
“Saat itu kami berani bersikap jika tidak berhasil, kami mengganti kerugian petani. Kami sediakan pula pestisida nabati, kita gunakan asap cair dari tempurung hama yang efektif untuk mengendalikan hama,” jelasnya.
Pemasarannya sendiri, ia memanfaatkan pasar daring dengan menggunakan aneka platform media sosial, termasuk memanfaatkan jejaring. “Jujur sebagai BUMDes kami tidak punya kantor untuk display. Sehingga saya korbankan toko pribadi saya untuk pasar luring, ini fungsinya jika ada petani yang membutuhkan,” paparnya.
Berkat kompetensinya bergerak pada bidang usaha produktif, BUMDes Hasil Makmur pun ditunjuk provinsi Jawa Tengah bersama 26 BUMDes lainnya di Pati untuk menyediakan kebutuhan Bantuan Pangan Masyarakat terdampak Covid-19 (BPMT) kepada keluarga penerima manfaat (KPM).
“BUMDEs diminta untuk menyediakan kebutuhan sembako beras premium 10 kg, telur 1 kg, minyak goreng 2 liter, lauk pauk, mi telur, dan kecap, senilai Rp200.000 per paket. Setelah tersalurkan uangnya baru diganti dari pihak dinas melalui rekening BUMDes,” katanya.
Ditambahkan, untuk bantuan tahap pertama pihaknya menangani 2.280 KPM, kemudian pada tahap II sebanyak 2.279 KPM, dan pada tahap III ini sedikitnya 2.266 KPM tertangani. “Khusus untuk Desa Tambahmulyo, kami berani mengambil sikap memberikan bantuan ekstra lima paket kepada warga yang tidak terdata, itu murni dari BUMDes,” imbuhnya.