Semarang, Gatra.com – PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) terus memperkuat eksistensinya di pasar ritel. Salah satunya dengan meluncurkan kemasan baru produk gula kristal putih Raja Gula. Peluncuran ini merupakan re-branding produk Raja Gula dan mempertegas komitmen RNI dalam melakukan hilirisasi guna meningkatkan nilai tambah serta memperkuat daya saing produk pangan dalam negeri.
Direktur Utama RNI Eko Taufik Wibowo menyatakan, re-branding produk Raja Gula juga merupakan bagian dari agenda transformasi RNI yang tengah berjalan menuju penguatan lini bisnis pangan. Diharapkan melalui perubahan kemasan dan tagline tersebut dapat memunculkan image baru Raja Gula sebagai produk gula yang bersahabat dari sisi kualitas dan harga sehingga dapat diterima oleh berbagai tingkatan konsumen.
“Keberadaan produk gula milik RNI diharapkan dapat menstimulus geliat bisnis UMKM di tengah pandemi Covid-19. Mengingat, sebagai produk BUMN, harga jual Raja Gula dipastikan tidak akan berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan Pemerintah, sehingga warung, pelaku UMKM, maupun konsumen bisa memperoleh produk dengah harga yang lebih terjangkau,” katanya melalui pernyataan tertulis yang diterima Gatra.com, Senin (12/10).
Untuk mendukung ekosistem UMKM di tanah air, pendistribusian Raja Gula, memprioritaskan kerjasama dengan warung serta pelaku UMKM. Agar mudah didapatkan, spreading Raja Gula dilakukan melalui kantor perwakilan cabang Rajawali Nusindo RNI Group serta secara online melalui e-commerce nushinushi.id milik Rajawali Nusindo serta Warung Pangan dan Mitra Warung Pangan yang dikelola oleh BGR Logistic.
Ia menyebutkan, saat ini Raja Gula telah tersebar di lebih dari 13.000 outlet diseluruh Indonesia. Raja Gula sendiri dijual dengan harga rata-rata dikisaran Rp 12.000 – Rp 12.500 per kg. Untuk diketahui, Produk Raja Gula diluncurkan pertama kali pada tahun 2013, sejak saat itu manajemen belum melakukan sentuhan baru atau penyegaran terhadap brand tersebut. “Untuk itu pada momen ulang tahun ke-56 RNI, kami mem-branding ulang produk Raja Gula agar memperkuat daya tarik konsumen,” ungkapnya.
Yang membedakan antara Raja Gula lama dengan yang barau adalah segmen pasarnya. Ketika diluncurkan 7 tahun lalu, Raja Gula disiapkan untuk menyasar pasar menengah ke atas atau memenuhi kebutuhan gula premium, namun saat ini RNI lebih fokus menyiapkan Raja Gula sebagai produk yang dapat dijangkau oleh semua kalangan.