Wonogiri, Gatra.com - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2020 ini merupakan pilkada yang berbeda dari biasanya. Bagaimana tidak, proses pesta demokrasi tahun ini akan berlangsung dalam kondisi Pandemi Covid-19.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wonogiri menghimbau kepada dua paslon di Pilkada Wonogiri untuk melakukan kampanye virtual. Dua pasangan calon (Paslon) ini yakni Paslon Hartanto-Joko Purnomo atau Harjo dan Paslon Joko Sutopo-Setyo Sukarno atau Josss. Namun, sepertinya metode kampanye virtual ini belum dijalankan oleh kedua Paslon tersebut.
Calon wakil bupati dari paslon Harjo Joko Purnomo mengatakan, kampanye secara virtual oleh tim Harjo belum dilakukan. Alasannya, karena ada beberapa wilayah di Wonogiri dinilai agak sulit untuk mendukung pelaksanaan kampanye virtual.
"Kampanye secara daring hanya bisa dilakukan secara maksimal di wilayah perkotaan atau yang memiliki sinyal internet yang stabil dan kuat. Selain itu, masyarakat juga membutuhkan kuota paket internet," katanya Senin (12/10).
Berdasarkan kesepakatan tim pemenangan Harjo, menurutnya, kampanye secara daring tidak akan dilaksanakan. Dari aspek teknis, pertimbangan sudah di bahas dalam tim pemenangan itu.
Meski, jika situasi dan kondisi memungkinkan, pihaknya tidak menutup kemungkinan akan melakukan kampanye secara virtual. Persiapan kampanye secara virtual sudah disiapkan. Tapi belum dilaksanakan karena pertimbangan teknis di lapangan.
"Kampanye daring perlu adanya persiapan yang matang. Sebenarnya bisa kampanye secara online. Namun beberapa tokoh di kecamatan atau di desa yang menjadi penggerak atau fasilitasi, sehingga bisa dilakukan secara serentak. Maka kami berpendapat sistem tatap muka lebih efektif," katanya.
Harjo mengaku, pihaknya telah melakukan pertemuan tatap muka secara terbatas. Pertemuan yang telah dilakukan beberapa kali itu merupakan konsolidasi partai pengusung dan kader di setiap daerah atau kecamatan.
"Kami sudah silaturahmi ke tokoh-tokoh, ada beberapa orang tetangganya juga ikut serta dalam acara silaturahmi itu," bebernya.
Harjo mengatakan bahwa sistem tatap muka dan silaturahmi dari segi waktu kurang efisien. Dalam satu hari maksimal mendapat lima lokasi saja dan dalam setiap pertemuan berlangsung selama satu jam.
"Sejauh ini yang saya lalukan secara pribadi, dalam satu hari bisa mendatangi dua hingga tiga lokasi. Waktunya siang, sore dan malam," ujarnya.
Terpisah Ketua Tim Pemenangan Josss, Sriyono mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum melakukan kampanye secara virtual. Selain itu, belum melakukan kampanye tatap muka. Bahkan hingga saat ini, tim Josss juga belum ada pembahasan lebih lanjut terkait kampanye daring itu
"Secara garis besar pesan dari Mas Jekek (Joko Sutopo) harus mengindari kerumunan sejauh-jauhnya. Jangan sampai menciptakan kerumunan saat kampanye," ucapnya.
Menurut Sriyono, kebijakan itu dilakukan karena pihaknya jauh lebih menghargai kesehatan masyarakat daripada kampanye pilkada di tengah pandemi saat ini.
Sriyono mengakui belum ada pergerakan yang dilakukan oleh Josss. Namun, saat ini pihaknya sudah mendistribusikan alat peraga kampanye (APK) yang diperoleh dari KPU. Pemasangan APK juga sudah dilakukan di tingkat kecamatan dan desa.
"Kami belum berencana menambah APK dari KPU. Itu saja dulu," ujarnya.