Jakarta, Gatra.com - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bekerja sama dengan Yayasan Global CEO Indonesia akan menyelenggarakan Program Pendampingan Kewirausahaan Perguruan Tinggi. Program tersebut dimaksudkan untuk membuka peluang bagi para mahasiswa untuk berwirausaha atau berperan sebagai penyedia lapangan kerja.
Disampaikan Dirjen Dikti Kemendikbud, Nizam, saat ini masih sekitar 80%-90% pelaku usaha di Indonesia umumnya berbasis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang sebagian besar berada di sektor informal. Namun, dengan kemampuan teknologi yang terbatas, jaringan yang terbatas, dan kemampuan entrepreneurship yang terbatas menjadikan para wirausaha ini tidak memiliki bekal kewirausahaan.
"Dengan kondisi seperti saat ini, kondisi lapangan pekerjaan yang sedang mengalami kontraksi tentu sangat berat jika semua harus diserap pada lapangan pekerjaan yang sudah ada, maka dari itu lapangan pekerjaan baru harus diciptakan bagi rekan-rekan mahasiswa ini," kata Nizam dalam keterangannga, Ahad (11/10).
Nizam juga menyampaikan, dampak dari pandemi ini cukup mendalam karena tidak hanya di dunia kesehatan, tetapi juga masalah perekonomian, pendidikan, dan aspek-aspek yang lain.
Untuk itu, Ditjen Dikti telah menyiapkan beberapa program untuk tahun 2021 seperti menyiapkan sekolah eksportir, UMKM akademi, bekerja sama dengan berbagai perusahaan teknologi global seperti dengan Google, serta Artificial Intelligence (AI).
"Nantinya, mahasiswa akan mendapat pelatihan dari perusahaan raksasa teknologi dunia dengan proyek-proyek yang basisnya adalah bisnis pribadi. Dengan begitu diharapkan terjadi amplifikasi atas apa yang ada saat ini dengan menggunakan kemajuan teknologi 4.0," jelas Nizam.
"Perguruan tinggi juga dapat menjadi mata air, sumber kehidupan, sumber kemajuan untuk dunia usaha, industri, dan bagi kemajuan bangsa dan negara. Itulah semangat yang kita gelorakan melalui kerja sama ini, sehingga akan lebih banyak lagi CEO yang lahir di Indonesia," ungkapnya.
Terpisah, Rhenald Kasali selaku Pembina Yayasan Global CEO Indonesia juga berpandangan bahwa saat ini semua komponen dunia tengah memasuki dunia baru yaitu dunia digital. Dunia digital membawa Indonesia bahkan dunia keluar dari jurang depresi ekonomi di masa pandemi ini.
"Dengan adanya MoU ini merupakan sebuah lompatan besar untuk melahirkan CEO-CEO baru yang akan menggeliatkan ekonomi baik di tingkat UMKM, maupun start-up. Perubahan-perubahan terjadi di berbagai sektor merupakan hasil dari teknologi digital, dan karena teknologi digital pula banyak sektor yang bisa survive di masa pandemi," tandas Rhenald.