Makassar, Gatra.com - Tim pemenangan calon Wali Kota Makassar nomor 2, Munafri Arifuddin-Abdul Rahman Bando (Appi-Rahman), Erwin Aksa berharap masyarakat Makassar, Sulawesi Selatan cerdas memilih Wali Kotanya.
Dia pun mengkritik kubu lawannya Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi (ADAMA), yang dinilai hanya menebar pesona dengan mengumbar janji mulus padahal sejak menjabat, justru tidak pernah direalisasikan.
“Coba tunjukkan mana program yang berhasil dilakukan di Makassar? Semua mangkrak. Tidak ada yang jalan dan hanya jadi jualan kampanye saja. Mana itu pete-pete smart, mana apartemen lorong. Saat menjabat saja tidak direalisasikan, padahal lima tahun diberi kesempatan. Apakah mau dipilih lagi seperti itu, saya berharap masyarakat Makassar Cerdas memilih wali kotanya,” kata Erwin kepada awak media di Markas Tim Pemenangan Hotel Novotel Makassar, Minggu (11/10).
Erwin menilai selama lima tahun menjabat, kepemimpinan Danny boleh dikatakan tidak ada program yang berjalan langsung menyentuh masyarakat luas. Hanya menebar mimpi, namun minim perencanaan bahkan eksekusi. Terbukti, tidak ada sesuatu monumental yang berhasil dikerjakan alias gagal total. Termasuk proyek reklamasi di teluk Makassar yang menurut pemerhati lingkungan malah merusak sistem biota laut hingga merugikan nelayan, masyarakat kecil.
"Persoalan reklamasi di kota Makassar tidak terlepas dari perencanaan Danny waktu dia menjadi urban planner sebelum jadi walikota, tapi banyak yang tidak dipelajari aspek lingkungan dan juga perizinan yang baik," katanya.
"Danny gagal memimpin Makassar. Banyak perencanaan tidak terlaksana karena memang tidak mengerti dan tahu perencanaan," katanya.
Erwin yang juga putra daerah, lahir dan besar di Makassar, prihatin dengan tata ruang dan letak kota Makassar yang amburadul dan dirusak.
"Persoalan reklamasi di kota Makassar tidak terlepas dari perencanaan Danny waktu dia menjadi urban planner sebelum jadi walikota, tapi banyak yang tidak dipelajari aspek lingkungan dan juga perizinan yang baik," katanya.
Putra founder Bosowa Group Aksa Mahmud itu justru menilai sejak menjabat Wali Kota, Danny rajin berkunjung ke luar negeri dengan dalih studi banding. Tidak ada kemajuan di Makassar yang berarti dalam pembangunan dan kemajuan ekonomi.
Erwin menilai kemajuan ekonomi dan peradaban Makassar dari sisi history tak terlepas dari peran para saudagar dan masyarakatnya yang berjiwa pedagang. Ini bertolak belakang dengan klaim yang selama ini digaungkan bahwa Makassar berubah wujud menjadi kota dunia dan disegani di kancah nasional khususnya Indonesia timur, karena pengaruh keberhasilan walikotanya.
Ditanya alasan mengkritik Danny, pengusaha nasional ini menyebut, dirinya tak ingin Makassar makin rusak dan tak terarah, apalagi sudah pernah diberikan kesempatan lima tahun dan tidak ada kemajuan berarti.
“Kalau sekadar mau Appi-Rahman menang Pilkada, itu bagi saya terlalu rendah. Saya ini datang ke Makassar ingin membangun kota ini dalam sistem pemerintahan yang nyaman bagi semua. Perlu ada jaringan nasional membawa sinergi ke sini. Bukan cari duit dari proyek-proyek APBD,” ujarnya.
Erwin menilai saat ini Indonesia masuk resesi dan dibutuhkan ke depan bagaimana menjaga kondusifitas kota nyaman berusaha. Selain lapangan kerja terbuka dan unit bisnis menggeliat, yang terpenting saat ini mencari pemimpin kota ini yang mampu mengendalikan covid 19,” katanya.