Temanggung, Gatra.com - Gelombang aksi demonstrasi menetang disahkannya UU Cipta Kerja di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, terjadi dua kali dalam sehari. Aksi siang hari yang dilakukan mahasiswa berlasung relatif tertib, namun petang hari muncul aksi lagi dari elemen masyarakat yang lain.
Ribuan demonstran menggelar aksi di Gedung DPRD dan sekitar perempatan BCA Kota Temanggung. Massa yang mengatasnamakan buruh, aliansi pejuang rakyat, dan para kawula muda terlibat kericuhan. Pengunjuk rasa melakukan aksi bakar ban dan lempar batu.
Pada mulanya, demo berjalan wajar, bahkan perwakilan demonstran dipersilakan masuk ke gedung dewan untuk audiensi dengan wakil rakyat. Namun, dalam waktu tak berselang lama, sebagian demonstran di luar tiba-tiba mencoba merobohkan gerbang, lalu melemparkan batu ke arah gedung DPRD. Polisi pun bergerak cepat membentuk barisan rapat dan mengerahkan mobil water cannon, sebab di perempatan BCA massa sudah mulai panas dengan membakar ban.
"Demo yang petang hari memang lebih banyak massanya dari yang siang. Massanya anarkis sampai terjadi hujan batu. Saya kaget sampai ricuh begini, takut kena lempar juga sih makanya minggir cari aman," kata Budiyanto (40), warga Kota Temanggung, Kamis (8/10).
Hingga petang hari, saat mobil water cannon menyemprotkan airnya ke arah kobaran api, massa kembali melemparkan batu, polisi sempat mengamankan beberapa orang yang diduga provokator. Polisi lalu memukul mundur sebagian demonstran ke arah utara sembari menembakkan gas air mata. Demonstran tampak bertahan di depan Indomaret dan membalas melemparkan batu ke arah aparat.
Menjelang malam, aksi bisa diredam. Massa pun membubarkan diri, belum ada laporan adanya korban luka. Situasi sendiri sangat kacau hingga sampai malam hari situasi Kota Temanggung masih terasa mencekam bagi warga melihat sisa-sisa batu di jalanan.