Home Kesehatan Bupati Temanggung Ralat Klaster Piknik jadi Klaster Tilik

Bupati Temanggung Ralat Klaster Piknik jadi Klaster Tilik

Temanggung, Gatra.com - Bupati Temanggung, Muhammad Al Khadziq, meralat pernyataannya kepada awak media beberapa hari lalu yang menyebut adanya klaster piknik yang menyebabkan 9 kasus positif Covid-19. Ia meralat bahwa yang benar adalah klaster tilik atau rombongan penjenguk orang sakit, namun 9 orang dimaksud sudah sembuh.

"Perlu saya sampaikan, terkait perkembangan Covid-19 di Kabupaten Temanggung yang akhir-akhir ini menjadi bahan pemberitaan karena munculnya klaster-klaster baru. Kemarin saya salah sebut klaster piknik, yang betul adalah klaster tilik orang sakit yang semuanya juga sudah pulang dari karantina," katanya usai dialog dengan warga Parakan di Graha Bhumi Phala, Kompleks Setda, Kamis (8/10).

Menurut dia, dari 9 orang sudah di-swab menjalani karantina dan saat ini sudah kembali ke rumah masing-masing. Kendati demikian, diakuinya ada warga piknik ke Purbalingga namun juga belum keluar hasil swab-nya, akan tetapi kondisi secara fisik sehat.

"Adapun ada sekelompok masyarakat yang kemarin piknik ke Purbalingga itu memang kita lakukan swab, tetapi hasilnya belum ada dan semuanya sehat walafiat, tidak ada masalah sama sekali. Mereka ini adalah masyarakat dari Kauman Parakan," katanya.

Selain itu, untuk klaster kondangan juga sudah selesai menjalani karantina dan tidak terjadi penularan lagi. Bahkan puluhan warga yang menjalani karantina di BLK Maron sudah pulang semua sehingga Parakan saat ini relatif lebih aman dari Covid-19.

"Mari ke Parakan karena sudah aman dari Covid-19. Kemudian di Kabupaten Temanggung secara keseluruhan ada penurunan dan mulai kemarin karantina kabupaten semuanya sudah kosong, sudah kita kembalikan kepada keluarganya," kata dia.

Perwakilan warga Parakan, Bambang (42), mengaku lega setelah dialog dengan bupati dan telah diluruskan kekeliruan atau salah sebut. Ia dan sebagian kawan-kawannya yang berprofesi sebagai pedagang lapak di RTH Parakan Kauman sebab menjadi terganggu dengan adanya pemberitaan klaster piknik.  

"Yang ikut piknik itu sekitar 40 orang, sebulan lalu dan di hari ke-19 ada warga yang meninggal kebetulan beliau ikut piknik, namun penjelasan dari Dinas Kesehatan tadi belum tentu misal hasil swab keluar positif, belum tentu terpapar dari piknik karena jaraknya terlalu jauh. Kita piknik 8 September swabnya tanggal 6 Oktober (2020)," terangnya.

184