Yogyakarta, Gatra.com - Kapolres Kota Yogyakarta, Purwadi Wahyu Anggoro, menyatakan pelaku rusuh saat demo menolak UU Cipta Kerja, di gedung DPRD DIY Kamis (8/10), tak teridentifikasi. Sesuai surat ke kepolisian, aksi ini hanya diikuti massa atas nama Aliansi Rakyat Bergerak (ARB) dan mahasiswa UGM.
"Di surat perizinan yang diajukan ARB dan UGM, dicantumkan 1500 orang. Namun tadi kita lihat ada sekitar 2000 orang yang bergabung," kata Purwadi di gedung DPRD DIY, Kamis petang.
Menurutnya, terdapat tiga gelombang aksi massa. Pertama ARB yang datang pukul 10.00 WIB dan mahasiswa UGM sebagai gelombang ketiga sekitar pukul 14.00 WIB.
Purwadi menyebut, aksi massa di gelombang pertama dan ketiga ini sangat kooperatif menyampaikan pendapat. Namun, pada jam 12.30 WIB, datang massa gelombang kedua yang kebanyakan remaja dan aksi mereka tak bisa dikendalikan.
"Kepolisian bahkan TNI sampai Wakil Ketua DPRD Huda Tri Yudiana sempat melakukan pendekatan persuasif. Bagaiamanapun mereka adik-adik kita. Tapi pada akhirnya kita tahu seperti apa. Warga Jogja tidak seperti ini," kata Purwadi.
Menurut Kapolres, sejumlah anggota kepolisian terluka terkena lemparan. Delapan mobil operasional yang diparkir di halaman gedung DPRD dirusak dan satu sepeda motor juga disebut telah dibakar.
Purwadi mengatakan, polisi tengah menyelidiki semua kerusakan itu, termasuk terbakarnya restoran Legian di sebelah selatan gedung DPRD. "Kami juga sudah mengamankan beberapa orang yang terlibat kerusuhan. Nanti akan kita selidikai lebih lanjut siapa mereka," lanjutnya.
Sebanyak 300 personel dari Polresta Kota Yogyakarta, Polres Bantul, Polres Kulonprogo, dan Polda DIY disiagakan di aksi demontrasi ini. Menjelang rusuh, personel TNI dari Korem 072 dan dua kompi dari Brimob Polda DIY turut diterjunkan.
Kerusuhan di Malioboro dibubarkan jelang pukul 18.00 WIB. Massa diarahkan ke arah utara dan selatan. Setengah jam kemudian, situasi Malioboro khususnya di sekitar gedung DPRD DIY kembali normal.
Sekretaris DPRD DIY Haryanta menyatakan, gedung DPRD DIY mengalami kerusakan cukup parah, seperti seluruh kaca di gedung sisi utara pecah terkena lemparan. Selain itu, dua pos keamanan dirusak, pintu gerbang dijebol, dan tembok dicoret-coret.
"Perkiraan kerugian mencapai Rp100 juta- Rp200 juta. Besok DPRD kami tutup untuk dibersihkan dan dibuka kembali Senin depan," katanya.
Kepala Bidang Humas Polda DIY Yuliyanto menyebut sembilan orang terdiri atas lima polisi, tiga warga, dan seorang mahasiswa terluka di aksi ini. Sejumlah perusuh pun telah ditangkap. "Diamankan 11 orang dan ditangani Polresta Kota Yogyakarta," ujarnya.