Karanganyar, Gatra.com - Satgas TMMD reguler ke-109 Desa Jatiwarno, Kecamatan Jatipuro, Karanganyar, Jawa Tengah, memulai lebih awal pengerjaan dan memperluas kelompok kerja program fisik dan nonfisik. Cara tersebut untuk menghindari kerumunan dan lebih leluasa menerapkan protokol kesehatan.
Komandan Satgas TMMD sekaligus Dandim 0727/Karanganyar, Letkol Inf Ikhsan Agung Widyo Wibowo, mengatakan, ratusan orang terlibat di program tersebut meliputi prajurit TNI, polisi, dan penduduk setempat. Di masa pandemi Covid-19, berkerumun sangat tidak dianjurkan. Namun dalam pengerjaan fisik maupun nonfisik sulit menghindarikan, sehingga ia menyiasatinya dengan mengerjakan lebih awal dan menghindari kegiatan yang terkonsentrasi.
"TMMD di desa ini terjadwal 21 September-22 Oktober. Namun kita ambil inisiatif dengan memulainya lebih awal. Ditarik mundur ke belakang. Meski lebih lama namun bisa memenuhi aturan jaga jarak," katanya kepada wartawan usai meninjau tim Wasev TMMD ke-109 tahun 2020 dari Mabes TNI, Kamis (8/10).
Selain itu, pekerjaan diperluas dengan kelompok-kelompok kecil tiap pekerjaan. "Hambatannya memang peralatan yang terbatas. Sejauh ini bisa dilaksanakan dengan progres yang signifikan," katanya.
Seluruh pekerja yang terlibat wajib mengenakan masker serta mencuci tangan pakai sabun. Disediakan sarana tersebut tak jauh dari lokasi. Lebih lanjut Ikhsan mengatakan, progres TMMD menggembirakan. Hingga Kamis (8/10), betonisasi cor jalan sepanjang 770 meter tercapai 80%.
Kemudian, jembatan I tercapai 75% dan jembatan II 100%. Dari 10 unit rehab rumah tidak layak huni, 6 di antaranya tercapai 60%, sedangkan sisanya akan dimulai sebentar lagi. Adapun kegiatan nonfisik berupa sosialisasi dan bantuan sosial tercapai 75%.
Kegiatan tersebut menyedot anggaran Rp1.455.000.000 bersumber APBD provinsi, APBD kabupaten, dan swadaya masyarakat.
Ia meyakini program TMMD efektif membuka isolasi dan bermanfaat bagi penduduk sekitar. Sebelumnya, penduduk setempat harus memutar jauh untuk menjangkau desa tetangga. Mereka juga mengeluarkan ongkos ekstra untuk membayar buruh angkut hasil bumi. Kini, pembuatan jalan beton memangkas persoalan tersebut.
Ketua Tim Wasev TMMD ke 109 tahun 2020, Irjenad Letjen TNI Moch Efendi, mengatakan, perlunya jaminan kemanfaatan program itu bagi masyarakat. Bahkan, nilai manfaatnya harus diukur.
"Pemilihan lokasi TMMD agar selalu berpegang teguh pada latar belakangnya. Harapannya, outcome terukur. Misalnya dengan pembuatan jalan beton, ekonomi naik. Lalu bagaimana ukuran ekonomi naik. Apakah ada perhitungannya? Kemudian ada penyuluhan lalu lintas dari Satlantas. Setelah diberi penyuluhan, seharusnya angka pelanggaran menurun," katanya.
Efendi mengatakan, ia berharap korelasi signifikan pembangunan tersebut bagi kesejahteraan masyarakat desa setempat.