Pekanbaru, Gatra.com - Aksi mogok nasional yang disuarakan elemen buruh, belum mampu menyatukan gerakan buruh di daerah.
Ketua Serikat Buruh Cahaya Indonesia (SBCI), Adermi, mengungkapkan, pihaknya tidak ikut dalam aksi mogok yang rencananya dilakukan selama tiga hari ke depan.
Alih-alih melakukan mogok nasional, SBCI memilih memantau komitmen pemerintah dalam menerapkan UU Cipta Kerja (Ciptaker).
"Kita tidak ikut mogok. Kita belum menerima berkas UU tersebut, jadi kita belum bisa bereaksi. Nanti kalau sudah kita terima, dan kita amati pemerintah tidak konsekuen dengan regulasinya, baru kita menyatakan sikap," katanya melalui sambungan telepon, Selasa (6/10).
Adapun SBCI memiliki anggota sebanyak 7 ribuan buruh yang bergerak di berbagai bidang, seperti sektor migas dan perkebunan. Meski tidak melakukan aksi mogok, Adermi menyebut pihaknya sempat mendapat ajakan dari perwakilan SBCI kabupaten/kota. Namun, keputusan SBCI sudah bulat untuk tidak ambil bagian aksi mogok nasional.
"Saya tidak yakin negara akan menyengsarakan rakyatnya yang mayoritas dan rakyat yang mayoritas itu adalah buruh, kalau itu yang terjadi berarti pemerintah mencari masalah," tukasnya.
Senada dengan Adermi, Serikat Pekerja Perkebunan Kelapa Sawit SP2KS Provinsi Riau juga belum memutuskan untuk melakukan mogok nasional dan demonstrasi. Ketua SP2KS Provinsi Riau, Anan Krisnadi, mengatakan, karena hingga kini pihaknya belum mendapatkan instruksi lanjutan terkait unjuk rasa yang berganti aksi mogok tersebut.
"Karena belum ada instruksi langsung dari ketua konfederasinya. Jadi kita tidak bisa berbuat banyak," ujarnya.